Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling memahami. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Tafsiriyah al-Hujurat: 13).
Minggu, 03 Februari 2013
Simpatiku Untuk Pustakawan
SIMPATIKU
UNTUK PUSTAKAWAN
Visimu sederhana : Ridha-NYA. Kenapa ?
Jawab : Karna yang seharusnya Pustakawan pikirkan
adalah bagaimana mereka meraih posisi paling terhormat di sisi-NYA, Pustakawan
tidak mesti dicatat dalam catatan sejarah manusia, inilah cita-cita sejati bagi
para Pustakawan sejati. Inilah ambisi yang sebenarnya, ambisi yang
disyariatkan, ambisi yang mendorong lahirnya semangat kompetisi ini sangat
berbeda dengan kompetisi di medan lain. Yang membedakannya adalah luas wilayah
kompetisi yang tak terbatas, kecuali oleh batasan kebaikan itu sendiri. Sebab,
hadiah yang disediakan untuk para kompetitor itu juga tak terbatas. Pustakawan
membutuhkan medan kompetisi yang tak terbatas, sebab ketidakterbatasan itu akan
mendorong munculnya semua potensi tersembunyi dalam diri mereka. Dan, medan
kompetisi ini memang tidak terbatas, sebab medannya adalah "amal
shalih", dan amal shalih itu beragam serta tidak terbatas.
Misimu sederhana : Berani, Sabar, dan Ikhlas dalam Menginspirasi Kehidupan Sosial Untuk
Kembali Berilmu dan Beramal menurut aturan-NYA. Kenapa ?
Jawab : Apa yang memiriskan hati adalah kenyataan
bahwa ketika krisis besar yang sekarang terjadi, kita justru mengalami
kelangkaan Pahlawan. Fakta ini jauh lebih berbahaya sebab disini tersimpan
isyarat kematian sebuah bangsa – dunia. Orang-orang biasa yang melakukan
kerja-kerja besar itulah yang kita butuhkan di saat krisis. Bukan orang-orang
yang tampak besar tapi hanya melakukan kerja-kerja kecil lalu menulisnya dalam
autobiografinya. Semangat untuk melakukan kerja-kerja besar dalam sunyi yang
panjang itulah yang harus dihidupkan oleh seorang Pustakawan. Merekalah yang
salah satunya mau mencoba dengan tulus memahami makna-makna kerumitan
Permasalahan yang ada sekarang ini, lalu secara diam-diam mereka merakit
kerja-kerja kecil agar menjadi sebuah bukit – bukit kepandaian, kecerdasan,
kedewasaan, dan kebijaksanaan bagi Bangsa dan Dunia ini.
Oleh
karnanya, seorang Pustakawan juga haru memiliki Size ke-Pribadi-an dan Sasaran
– sasaran Besar dalam ber-Kontribusi, diantaranya :
1. Menjadi
pusat konsultasi ke-Ilmuan
2. Menjadi
pusat konsultasi Pengamalan
3. Menjadi
pusat konsultasi antara keduanya; proses
Insyaallah, pemaparan
diatas sangatlah spesial, bagaimana tidak ? bahwa ternyata nilai dan harga bagi
peran penting seorang Pustakawan bukanlah hal yang dapat dengan mudah ditampung
oleh subjektifisme masing – masing Pustakawan, ini wadah besar, untuk itulah
dibutuhkan ide – ide kecil yang siap mengisi atau menutupi kekosongan wadah
tersebut, seharusnya orang yang mengaku Pustakawan sadar, bahwa Pemaparan
diatas akan pantas disandang jikalau sesama Pustakawan saling memahami secara
mendalam masing – masing kekurangan dan kelebihan personal atau komunal. Fakta,
telah terjadi Berbagai perpecahan dan pertengkaran yang kurang mendewasakan,
ini memang selalu menjadi bumbu sedap bagi dinamika Kepustakawanan, sayangnya,
ini tidak disikapi secara Bijak, justru disikapi secara kanak – kanak.
Huft,, Harus diakui,“Jauh lebih mudah bagi kita untuk saling
bertengkar bila dibandingkan kita untuk tidak saling bertengkar.”, bukankah
Tuhan Yang Maha Esa telah berfirman:
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling memahami. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Tafsiriyah al-Hujurat: 13).
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling memahami. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Tafsiriyah al-Hujurat: 13).
DIA
telah mempersilahkan kepada kita untuk menjadi berbangsa – bangsa dan bersuku –
suku kecuali agar saling memahami, selain itu, DIA juga telah mempersilahkan
kita menjadi berbeda dalam hal kelebihan dan kekurangan atas masing – masing
ilmu, ide, dan pengalaman kita kecuali agar dapat menutupi kekurangan masing –
masing.
(Sumber: Anis Matta: Serial Kepahlawanan; Mencari
Pahlawan Indonesia; Kompetisi; Pesan Untuk Orang – orang Biasa)
Terimakasih Simpatiku
Untuk Pustakawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar