Social Icons

a

Minggu, 03 Februari 2013

Iman itu Bukan Percaya


IMAN ITU BUKAN “PERCAYA”

Ehm – ehm , Iman itu bukan “percaya” Cuey !!, kenapa ? kalau percaya, berarti ruang lingkupnya cuma dihati, enggak di ucapan dan laku perbuatan. Parahnya, semua Agama juga memakai kata Iman yang juga diartikan secara kompak, yakni “percaya”. Buat kita yang beragama Islam, yang notabennya sebagai Agama akhir zaman yang akan terus terjaga kemurnian Bahasa Wahyunya, masa sih mau sama atau dissetarakan dengan definisi sedangkal itu. Gue yakin enggak !!. Bayangin deh, kalau iman Cuma diartiin “percaya” ? orang bisa dikatakan Taat Agama cuma karena hatinya bermodal “percaya” sama Keagungan dan Kekuasaan-NYA tetapi gak mau shalat, korupsi, gak mau tolong – menolong secara ikhlas, dan tetap bersikap munafik, atau berbuat berbagai kerusakan lainnya, terus, apa bedanya Loe sama iblis atau setan atau antek – anteknya  yang sebenarnya juga “percaya” sama Keagungan dan Kekuasaan-NYA ? bukannya mereka juga percaya sama Kekuasaan dan Keagungan-NYA ?, tapi terbukti kan,, “percaya” gak ngejamin orang atau makhluk patuh dan tunduk pada Ajaran-NYA. Terlebih, kalau Gue diminta memilih antara “percaya” dan Yakin, mending milih yang yakin. kok Yakin ?, Kenapa ? kalau Cuma percaya,, itu Cuma mengakui secara ala kadarnya, tapi kalau Yakin,, itu percaya tingkat tinggi, artinya mengetahui dan memahami sesuatu secara pasti dan sungguh – sungguh, terlebih tidak meragukan sedikitpun terhadap apa yang diyakininya. Makannya, kalau ditanya percaya gak sama hal ghaib (Kematian, Hari Hisab atau Kiamat)? jawab aja, saya gak percaya, tetapi YAKIN dengan hal itu. Beres kan ? ^_^
So ? jadi pengertian Iman itu apa, tenang,, ada Ayat dan Haditsnya kok, nih dia, simak yah !!

اَلاِيْمَانُ عَقْدٌ بِا لْقَلْبِ وَ اِقْرَارٌ بِا لِّسَانِ وَعَمَلٌ بِا لاَرْكَانِ
Artinya :                                                                                                                                              “Iman ialah tambatan hati yang menggema ke dalam seluruh ucapan dan menjelma ke dalam segenap laku perbuatan”. (H.R Ibnu Majah ) à ^_^ Bahasa yang Keren !!

اَلاِيْمَانُ تَصْدِيْقُ بِالْجِنَانِ وَاِقْرَارٌبِالِِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالاَرْكَانِ (رَوَاهُ البُخَارِى)
Artinya :                                                                                                                                              “Membenarkan dalam hati yang menggema menjadi ucapan dan menjelma menjadi laku perbuatan”. (H.R Bukhari)
Lagipula, Perkataan “Iman” adalah mashdar dari kata kerja ٰامَنَ = kata kerja telah, يُؤْمِنُ = kata kerja lagi/akan, مُؤْمِنٌ = kata pelaku. Dan untuk sementara kita artikan “Iman” saja. Dengan demikian maka “aamana” = telah ber-Iman, “yukminu” = lagi/akan ber-Iman, “Mukminun” = yang ber-Iman.

Hadits Ibnu Majah dan Bukhari di atas udah ngasih kita bukti konkrit – sekonkritnya, bahwa ruang lingkup Iman itu mencakup tiga aspek kehidupan manusia, yaitu meliputi 1). Seluruh isi hati, 2). Seluruh ucapan dan 3). Segenap laku perbuatan.

Ketiga aspek tadi yaitu isi atau ketetapan hati, seluruh ucapan dan segenap laku perbuatan adalah satu kebulatan hidup manusia dalam arti kebudayaan dan peradaban menurut aturan-NYA.

Biar ngebahasnya lebih ringkas dan tajam, So, masalah bagian isi hati dan ucapan yang memberi dan menyatakan pernilaian dan pandangan, misalnya “Matahari berputar tetap pada sumbunya – surat Yasin ayat 38, dsb. kita simpulkan menjadi pandangan hidup; dan bagian isi hati dan ucapan yang mengenai dan mencakup seluruh laku perbuatan manusia kita simpulkan menjadi sikap hidup. Dengan demikian maka hadits di atas, untuk lebih singkat dan mendekati hakikinya, kita terjemahkan menjadi Iman ialah Pandangan dan Sikap Hidup.

----------------------------

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang berpandangan dan bersikap hidup kepada Allah menurut Sunnah Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar – benar beriman”. (Q.S al-Hujurat [49] :15)

Sampe disini Clear and Clean kan ? sekali lagi Gue tegasin, Iman itu bukan percaya, tetapi Pandangan dan Sikap Hidup. Tentunya Pandangan dan Sikap Hdup menurut mau-NYA. Right ? ^_^

Terimakasih                                                                                                                                          Iman = Pandangan Hidup

1 komentar: