Social Icons

a

Minggu, 03 Februari 2013

Pustakawan Transformasi


PUSTAKAWAN TRANSFORMASI

Transformasi identik dengan perubahan, karena sejatinya transformasi adalah sebuah bentuk perpindahan menuju sistem yang dianggap lebih baik dan mendukung. Jika disandingkan dengan seorang Pustakawan, maka akan terbentuk sebuah pemikiran bahwa Pustakawan transformasi adalah seorang Pustakawan yang berorientasi pada perubahan dengan mengedepankan pemberian inspirasi untuk bisa mencapai tujuan yang diharapkan.

Tentunya, Pustakawan transformasional adalah Pustakawan yang visioner dan inspirasional, tidak kaku, tidak subjektif, tidak terjebak dan terkurung dalam kandang pemikirannya yang sempit, ia harus keluar dari kandangnya menuju lapangan ide yang sangat luas, sehingga dia dapat membuktikan kepada massal sebagai pribadi Pustakawan transformasi yang ulung, seorang yang dapat mengubah tim dan organisasi dengan cara melahirkan, membentuk, mengkomunikasikan, dan memberikan visi misi yang menginspirasi kuat bagi para anggotanya. Pustakawan transformasional dicirikan dengan seorang yang dapat memberikan inspirasi bagi para pengikutnya sehingga dapat memberikan tujuan yang jelas pada tim yang dikelolanya. Jika kita melihat bagaimana konsep seorang Pustakawan transformasi, maka role model yang tepat untuk dijadikan contoh yakni kepemimpinan para Nabi dan Rasul atau Para Khalifah terdahulu. Mereka merupakan teladan-teladan terbaik yang bisa memberikan kita contoh bagaimana cara menjadi seorang Pustakawan yang mampu melakukan sebuah perubahan yang besar.

Perubahan ini dilandasi oleh situasi dan kondisi yang menuntut sebuah sistem untuk secepat dan secerdas mungkin diperbaiki atau bahkan dirubah sedemikian rupa. Selayaknya Nabi dan Rasul Allah atau Para Khalifanya, tidak mungkin mereka melakukan suatu perubahan tanpa suatu alasan yang jelas. Nabi Ibrahim a.s misalnya, beliau mengajarkan bagaimana mengubah sistem yang telah mengakar kuat dalam diri umatnya untuk bisa dikembalikan ke jalan yang benar. Bagaimana Nabi Musa a.s melakukan gerakan reformis untuk mengubah cara pandang Fir’aun dan kaumnya yang menyesatkan. Atau dengan cara lain, Nabi Yusuf a.s melakukan gerakan reformis, gerakan yang dilandasi oleh strategi yang kuat dengan konsistensi diri yang juga kuat. Dan kemudian, bagaimana Rasulullah Saw. melakukan suatu perubahan dengan visi dan misi yang jelas, dengan ide-ide yang brilliant kala itu. Semua konsep transformasi tadi yang dilakukan oleh para nabi dan rasul atau para Khalifanya menuntun kita untuk bisa bergerak ke arah yang lebih baik, karena itulah inti dari transformasi.

Kita semua pastilah memiliki kesadaran yang merata, dimana Perpustakaan sudah dipatenkan menjadi organisasi bergerak yang terus berkembang, akan terus bermetamorfosis kapanpun dan dimanapun, tak peduli apa dan seperti apa medan tempurnya, tentunya tuntutan untuk sebuah visi dan misinya pun harus kuat – fleksibel, peran, atau sasaran yang hendak dicapainya juga harus turut berkembang, semua itu tidak akan menjadi realitas yang Gagah nan Indah dimata masyarakat jikalau mayoritas Pustakawannya masih tidak dapat menyeimbangkan tuntutan tadi. Perpustakaan bukanlah Organisasi yang diam, yang terlalu banyak berpikir dan berteori, yang terlalu memikirkan segala resiko, yang selalu menunggu lampu hijau agar aman dalam melangkah. Agent of Change, sebutan ini sebenarnya sudah pantas diamanahkan diatas pundak Pustakawan, hanya tinggal seberapa besar, cerdas, dan bijakkah kita dapat mengeksekusi segala tuntutan tadi menjadi gunungan kinerja yang mengagumkan, yang kokoh, yang akan memberi sebuah fenomena kemajuan mengesankan bagi Bangsa ini.

Sumber: Transformasi, Reformasi dan Revolusi dalam Kepemimpinan Para Nabi oleh Rina Nourmasari Mahasiswa Departemen Geografi Universitas Indonesia; Redaktur: Miftahul Falah: www.republika.co.id

Terimakasih                                                                                                                  Pustakawan Transformasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar