Rabu, 20 Februari 2013
Simpatiku Untuk Sobat Muda HTI
SIMPATIKU
UNTUK SOBAT MUDA HTI
Bismillah,, Dengan Sifat-NYA yang Mahaluas dan Kekal
Belas Kasih-NYA kepada orang – orang Mukmin, serta sifat-NYA yang Maha
Penyayang kepada semua makhluk-NYA,,
Untuk itulah ana persembahkan pada antum
sebuah salam kesejahteraan Islam, sebuah salam kerahmatan bagi para kita semua,
sebuah salam yang PASTINYA akan membawa keberkahan bagi persatuan keimanan kita
semua, yakni: Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Mudah – mudahan,, kita
semua yang disini takbosan untuk selalu bersenandung harap atas kehidupan yang
telah dicontohkan oleh Rasul-NYA dan para pendukung sejatinya terdahulu, yakni
Islam sebagai satu – satunya tatanan hidup yang mengajarkan pada kita semua untuk
dapat saling memahami, mencintai, memaklumi, mensejahterakan dan memakmurkan
menurut-NYA.
Kepada Sahabat/i HTI-ku
yang diRahmati Allah SWT,, Satu hal yang tak sabar ana ucapkan
ke antum adalah bahwa ana sangat mencintai antum, sebagaimana di abad
ke-6 M, Rasulullah SAW pernah dan dengan penuh ketegasan merekomendasikan pada
kita semua dalam Hadit’s nya : “Perumpamaan
kehidupan mukmin, satu terhadap lainnya, di dalam hal kasih dan sayang, seperti
satu tubuh, yang bila satu saja merasa meriang dan merinding, niscaya seluruh
tubuhnya sama merasa” (HR. Muslim).
Duhai Sahabat/i HTI-ku
tercinta,, Merupakan sebuah kebahagiaan bagi ana sekiranya
ana bisa lebih mengenal – memahami dan mencintai antum melalui karya tulis ini,
karna dengan begini lah, Insyaallah, harapan ana agar dapat menjalin tali
silaturahim dengan antum tercapai sebagaimana mestinya, yakni sebuah ikatan ke-ilmuan
yang saling membangun, sebuah ikatan emosional perjuangan yang kuat, sebuah
ikatan kecintaan yang sulit terputus, sebuah ikatan rindu yang selalu
mengepakkan sayap – sayap perjuangannya.
Saat ana merangkai teks
– teks ini, sejenak ana melihat tayangan Naruto The Movie, dan dari Film
tersebutlah ana mendapat berbagai Inspirasi yang Insyaallah baik bagi kematangan
pribadi syiar kita semua, diantaranya : 1). Jauh lebih mudah meruntuhkan
sejarah kejayaan generasi terdahulu dibandingkan dengan melanjutkan dan
mengembangkannya dimasa sekarang bagi masa depan 2). Terkadang, apa – apa yang
dianggap benar selama ini ternyata hanyalah sesuatu yang mengelabu dan tidak
membuat kita semakin dewasa, sedangkan apa – apa yang dianggap salah/keliru
ternyata sesuatu yang jusru membuka cakrawala kedewasaan juang kita 3). Ketika
Naruto merasakan sebuah kebenaran dalam dirinya,, emosinya sangatlah
bersemangat namun juga tetap stabil, keberaniannya tidak berlebihan
dalam menyampaikan kebenaran tersebut, sehingga kemungkinan kecil baginya tidak
menyakiti hati sang pendengar, dan ketika naruto merasa bahwa ia salah, dia juga
tidak terlalu merasa bersalah sehingga dia tidak terlalu menyalahkan dirinya
sendiri – menyesal berkepanjangan, dari sini lah, naruto menginspirasi kita
untuk berusaha sekeras mungkin bersikap “tengah”, tidak “min” atau tidak
“plus” akan tetapi “nol”, karna dengan “nol” lah kita
menjadi “tak terbatas” – tidak terbelenggu oleh sekat – sekat pemikiran
yang sempit – subjektif. Terakhir, point yang ke-4). Insyaallah, point ini yang
lebih pas buat bahan renungan – optimis kita, Tarik nafas dalam – dalam yah !!,
simak dengan seksama atau kalau perlu di Plototin, siap ? ini dia yang ana
ingin sampaikan, “BERSATU ITU BUKAN HAL YANG MUSTAHIL”, meski caci – maki, perbedaan
dan perpecahan seolah nampak tak mungkin terobati., meski kesadaran untuk
saling memahami dan bersatu dalam juang seolah semakin gelap gulita. Ingat akan
Sunatullah, semakin gelap permukaan dan langit bumi ini, justru akan semakin
lekas lah cahaya-NYA terbit dari belahan bumi tergelap sekalipun. Ini bukanlah
sesuatu yang kita tunggu layaknya keberuntungan yang akan datang dari Dewi Fortuna,
tetapi ini adalah sesuatu yang kita sendiri berusaha memetiknya, “...Sesungguhnya Allah tidak merevolusi keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merevolusi keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (Q.S Ar-Ra’d: 11)
Duhai Sahabat/i HTI-ku
tersayang,,
ana sangat lah tersanjung bahkan tersedu – sedan ketika menghayati segala akhlak
Rasulullah SAW dalam mencintai seluruh manusia didunia ini (tidak hanya sesama
Muslim), bahkan dengan orang yang ingin membunuhnya sekalipun Rasulullah SAW
memberikan senyuman dan sapaan terindah – terbaik yang Beliau SAW miliki,
sampai – sampai seorang tokoh besar “NON” terkesima dan dengan sukacita memuji
akhlak Beliau SAW, siapakah dia ? dia adalah
George Bernard Shaw (1856 – 1950), pujangga dan ahli sosialisme di Inggris.
Inilah yang dia katakan: “Seperti
Napoleon, sayapun lebih suka akan ajaran Muhammad. Saya yakin bahwa seluruh
imperium Inggris akan berakhir abad ini. Pribadi Muhammad SANGAT AGUNG. Saya
kagumi dia dan saya menganut Muhammad dalam pandangan hidupnya. Selain saya
menjunjung Agama yang dibawa Muhammad SAW setinggi – tingginya karena gaya
hidup yang mengagungkan dari Agama (Islam) itu”.(Hj. Irene Handoyo : Islam Dihujat; Edisi Revisi ; hlm 327, April
2004). Bahkan dalam riwayat lain George Bernard Shaw pernah berkata: “Alangkah butuhnya dunia ini oleh seorang
Muhammad, yang dapat menyelesaikan
seluruh permasalahan hanya dengan duduk sambil meminum kopi.”
Duhai Sahabat/i HTI-ku terkasih,, yang justru membuat hati ana teduh dan
berbaik sangka terhadap kalian selama ini adalah ketika ana memberi pemahaman yang
baru pada diri ana sendiri, yakni sebuah “kepanjangan baru” untuk sebuah
lembaga sebesar HTI, dimana “H” berarti Hamparan, “T” berarti Tauladan dan “I” berarti Insani, jadi, HTI adalah sebuah
Hamparan Insani yang Memberikan Teladan terdepan dalam mengayomi Iman Umat
Manusia, sekalipun HTI bukalah manusia tanpa kesalahan, namun dari sisinilah ana
sangat yakin, sahabat/i HTI memiliki semangat dan size kepribadian yang
mantap, yang merupakan perwujudan dari Pandangan dan Sikap Hidup Muhammad SAW
secara maksimal, dimana masing – masing kader memiliki kapasitas kasih sayang
dan toleransi yang cukup tinggi untuk segera di jadikan tauladan umat
sekitarnya. Insyaallah, aamiin. And Why no ?, memberi tauladan dalam ke-Ilmuan,
memberi tauladan dalam persatuan, memberi tauladan dalam berpikir, memberi
tauladan dalam berucap, memberi tauladan dalam bertindak, memberi tauladan
dalam mendengar – menaggapi, memberi tauladan dalam memahami kondisi atau
keadaan, memberi tauladan dalam mengevaluasi segala gerak syiar - dakwahnya, seolah
menjadi satu paket amanah akan “Nama/Sifat” yang disandangnya tersebut. Ana
menjadi semakin yakin dan ana juga semakin bersenandung harap pada-NYA, bahwa
Sahabat/i HTI diberi kekuatan agar mampu dalam mengeksekusi “Nama/Sifat”
tersebut, sehingga menjelma dalam segenap pandangan dan sikap hidup keseharian,
sehingga sahabat/i se-Iman lainnya semakin jernih menilai Sahabat/i HTI,
sehingga Sahabat/i se-Bangsa lainnya menilai sahabat/i HTI sebagai sahabat
Bijak yang turut mempersatukan keaneka – ragaman karakter para Pemuda/i Ibu
Pertiwi, yang semakin kehilangan peta hidup dan juangnya. Aamiin
Duhai Sahabat/i HTI
yang kukagumi,, yakinlah pada ana, bahwa sampai text
ini pun ana masih menjaga hati agar tulisan yang ane buatkan khusus untuk
Sahabat/i HTI adalah tulisan yang penuh dengan rasa cinta terdalam ana pada
sahabat/i HTI, karna salah satu yang terpatri kuat dalam benak ana adalah
sebuah do’a persatuan yang pernah terucap oleh seorang Pujangga Besar India,
Muhammad Iqbal, beliau pernah berdo’a, “Rabbi,
ajarilah kepada kami untuk dapat kembali saling mencintai, agar – lidi – lidi
ini dapat kami rakit menjadi sapu”. Terlebih, ana gak mau dinilai-NYA
sebagai hamba yang lebih mudah membenci daripada menyayangi. Selain itu, ana
juga merasa malu sebagai umat Rasulullah SAW, apabila dalam urusan dasar muamalah
seorang Umat akhir zaman ini, saling mencintai, tidak ana maksimalkan sebaik
mungkin, tidak ana kapitalisasi secara bijak menurut mau-NYA, karna ciri Umat
Beliau SAW adalah keras “diluar” namun lunak “didalam”.
Mungkin Hanya ini yang
dapat ana share ke Sahabat/i HTI,,
Dan sekiranya ana tidak
merasakan kekurangan atau kesalahan atas tulisan ini, ana berharap antum yang
membaca dapat memberitahu atau menutupinya sebaik mungkin. Terus terang, ana
tersenyum dan merasa bahagia saat menyelesaikan tulisan ini, Insyaallah,
tulisan ini menjadi saksi bagi ana diakhirat kelak bahwa ana termasuk Hamba-NYA
yang telah mencoba mengamalkan Q.S al-Hujurat: 13 atau sejenisnya. aamiin
Syukran,
Wassalamu’alaykum Wr
Wb,
Terimakasih
--- Budi Raharjo (HTI Lover's) ------
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar