Social Icons

a

Minggu, 03 Februari 2013

Jakarta Gue - Jakarta Loe !!


JAKARTA Gue – JAKARTA Loe

Bagi Gue, Jakarta adalah kota candradimuka, disitu Loe dan Gue akan ditempa layaknya pedang dengan tungku api berupa berbagai macam permasalahan dan tantangannya. Disini, terbukti hanya sedikit manusia yang mampu mempertahankan jiwa pedang dan kepahlawanannya, lebih dari itu ? mereka yang lain dari mereka yang tadi, yakni mereka yang ada dikolong jembatan, pinggir rel, atau di bantaran sungai, dsb. Itulah kenapa Jakarta juga dikenal sebagai gado – gadonya permasalahan yang harus dipecahkan bersama – kompak. Dan inilah yang membuat tidak semua orang berhasil menempuh ujian berat disana. Orang bijak pernah berpesan, “Masa depan yang cerah nan hangat bagi Jakarta bukanlah ditentukan oleh satu orang Gubernur dan wakilnya, tetapi oleh mereka yang memang menjadi pewaris sah bagi hari ini dan esok, dan Pewaris itulah dirimu, wahai Pemuda”. Loe tentunya sepakat, dan selama masih banyak diantara kita yang masih berpikir bahwa yang dapat menyelesaikan permasalahan ini semua hanyalah seorang Gubernur dan wakilnya, maka yakinlah, Identitas Jakarta akan stagnan, bahkan kian memburuk. Seolah lebih baik tidak memiliki Gubernur bila dibandingkan tidak memiliki Pemudanya.

Entah, tapi memang sudah menjadi sebuah fakta, dimana kebanyakan dari mereka yang gagal dikota ini justru akan semakin gagal, begitu pula dengan mereka yang sukses dikota ini justru akan semakin sukses. Atsmofir perjuangan dikota ini begitu unik, hilang kesabaran maka hilang pula peluang. Dilain uniknya kota ini, kagak perlu repot – repot Loe mengundang pakar psikologi untuk menguji tingkat kesabaran orang – orang terdekat Loe, Loe cukup membawanya kesebuah kemacetan dijakarta kemudian tunggu reaksinya, kalau dia ngedumel, ini memang manusiawi, tetapi memberi indikasi padanya bahwa ia orang yang cukup tidak sabaran, gratis dan sederhana kan ? terlebih, bagi Loe yang ingin memiliki motor besar, Gue saranin ke Loe tidak memakainya, percuma, Loe akan tetap bersampingan dengan motor bebek, atau kendaraan umum yang bising, atau kendaraan lain yang anda sendiri tidak ingin berada disampingnya. Tak usah sungkan, ini kota Padat – merayap untuk sebuah kendaraan.

Dalam hal keruhanian, cukup banyak orang yang mengatakan bahwa kota ini juga merupakan pusat bagi sesuatu yang memang saling bertentangan, antara Pusat Maksiat dan  Pusat Jihad !. Jakarta oh Jakarta, seperti bonsai liar yang semakin tua saja dirimu. Kenakalan kota ini pun menjadi sesuatu yang menular ke kota lainnya, sosial emotion, kenakalan atau keisengan mayoritas pelajar dan mahasiswanya (akademis), polusi suara – udara – air, copet di angkutan umum, macet, jalanan berlubang + lama tak diperbaiki, penumpukan sampah, persaingan kerja yang tidak sehat, birokrasi sarana atau layanan umum yang karet, lokasi prostitusi, makanan yang mengandung borak – formalin – daging tikus, binatang glondongan, paku jalanan, serobot sana – serobot sini ketika mengemudi, dsb, seolah akan menjadi pertanda bagi jakarta kalau sebentar lagi dia akan memiliki saudara kembar dibelahan bumi Indonesia lainnya. Semoga tidak !!

Ehm, (agak serius). Ada yang paling gak nyenengin yang Gue denger, liat, dan baca di media soal perkataan dari beberapa pakar tata kota maupun politik negri ini, perlu Gue kasih tahu orang dan Instansi nya ? gakperlu !!, coz itu Cuma menimbulkan masalah baru lagi, bukan berarti Gue takut., mereka bilang, gakpapa kok Ibukota Indonesia, jakarta, dipindah kekota lain. Buseeet,, pikir gue gila kali nih orang pada. Emang segampang ngebalikin telapak tangan ?. ingat pepatah mengatakan, “Janganlah seperti kacang yang lupa sama kulitnya”. Gue rela Ibukota Indonesia dipindah ke kota lain, tapi syarat yang Gue minta sederhana, kembalikan identitas warga aslinya, Betawiku tersayang kembalikan kenyamanan Jakarta, kembalikan Keramahan Kota Jakarta, kembalikan Tanah lapang Jakarta, Kembalikan keasrian Jakarta, kembalikan modal sosial Warga Jakarta, kembalikan dan kembalikan apa – apa yang bagus yang sudah hilang dari Kota Jakarta akibat pembangunan yang terbukti tidak merata terlebih dahulu baru deh Ibukota Dipindah kemana aja terserah, saran W mending di perbatasan Negara aja ^_^. Biar Indonesia keliatan Macho nya.. Gue gak rela Jakarta ditinggalin dalam keadaan yang mengenaskan atau ibarat orang kayak lagi sakaratul Maut tapi ditinggalin aja, atau istilah lainnya “Habis Manis sepa Dibuang”. Ingat, mereka yang tadi ngomong itu orang yang berpendidikan, jadi gak salah kalo Gue ngritik mereka kayak gini, barangkali mereka pada lupa. Coba Loe bayangin kalau ini terjadi dikota Loe kelak, Gue yakin banget Loe pasti mikir gak cukup 7x kayak muterin Ka’bah.

Terimakasih                                                                                                                       Jakarta Gue – Jakarta Loe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar