Senin, 25 Februari 2013
Sketsa Pustakawan
SKETSA
PUSTAKAWAN
Selama ini saya optimis dan yakin, menganggap
Profesi dan Fungsi Pustakawan sebenarnya tidaklah kalah dengan mereka – mereka
yang sudah menjadi Negarawan, Budayawan, Jutawan, Ilmuwan, Agamawan, dan berbagai Profesi – Fungsi bergengsi lainnya,
kalau ditanya sebab ke-optimisan dan keyakinan saya ini, maka jawabannya
mungkin tidak terlalu dikenal oleh massal, karena bagi saya pribadi ––– seorang
Pustakawan adalah seorang Inspirator
ke-Ilmuan Sosial ––– juga tidak bermaksud saya berlebihan jika seorang
Pustakawan dapat diibaratkan sebagai Pintunya Ilmu – Pengetahuan, dia juga
menjadi titik tengah dalam menumpu literatur informasi yang ada, ibarat sebuah
neraca maka dialah juga yang akan menjadi tubuh keadilan – ketegasan – dan keobjektifan
tentang mana – mana informasi yang relevan dengan kebutuhan vital sosial, oleh
karnanya lah hakikat tugas seorang Pustakawan itu sendiri sederhana namun juga
mengandung unsur Nilai ke-Agungan peran, yakni Menginspirasi Kehidupan
Sosial Untuk Kembali Ber-Ilmu menurut aturan-NYA.
Kita tidak lupa dengan rumus aksioma, dimana input
menentukan output, ilmu menentukan tindakan, informasi menentukan hidup dan
geraknya kehidupan, jadi dapat kita tarik benang merahnya bahwa Ketika
Pustakawan mampu ––– terbukti secara kuat dalam Menginspirasi Kehidupan Sosial
Untuk Dapat Kembali Ber-Ilmu maka “Output” nya pun akan Luar biasa hebatnya, bahkan
tidak kalah dengan batalion Tentara Perang tekuat dan terhebat yang pernah ada
sebelumnya, untuk itulah, kita harus menyadari secara utuh, bahwa salah satu
Aktor Besar bagi Pencerdasan Kehidupan Bangsa ini adalah Pustakawan, sayangnya,
mayoritas dari Pustakawan yang saya lihat/tahu, mereka terlalu sungkan untuk
bersatu, terlalu lama berdiam dikandang pemikiran dan ide masing – masing, seolah
potensi dari masing – masing mereka tidak terakumulasi secara maksimal, mereka
tidak melihat bahwa sebenarnya terdapat lapangan luas nan hijau, dimana
dilapangan itu mereka semua dapat bekerja bersama – sama, kemudian merakit
kerja – kerja kecil tersebut secara berkesinambungan ––– menjadikannya sebuah Perbukitan
Karya Monumental ––– memahatnya menjadi
satu Istana Besar nan Megah bagi Bangsa dan Negara ini, dan Istana itulah yang kelak
akan mereka namakan sebagai Masyarakat Madani.
Tentunya bukan menjadi hal yang rumit atau aneh bagi
seorang Pustakawan jika ia bersungguh – sungguh mau merevolusi dirinya sendiri,
sehingga ia menjadi Frofesi yang Unik, yang berbeda dari yang lainnya, yang berani
meninggalkan cara juang Konvensionalnya, yang percaya diri akan fungsi
sosialnya dalam melihat apa yang tidak dilihat oleh orang umumnya, dalam
mendengar apa yang tidak didengar oleh orang umumnya, dalam merasa apa yang
tidak dirasa oleh orang umumnya, dalam memiikir apa yang tidak dipikirkan oleh orang
umumnya, dalam mengerjakan apa yang tidak dikerjakan oleh orang umumnya,
singkatnya, Pustakawan harus Stand Alone, harus berani “menyendiri” agar
BERBEDA dari yang lainnya, agar Pustakawan memahami cara berpikir “orang lain” tersebut
tetapi “orang lain” tersebut tidak memahami cara berpikir Pustakawan, agar
sejarah Pustakawan itu sendiri ditentukan oleh dirinya sendiri ––– bukan
ditentukan oleh “orang lain”. Dia juga harus berani dan bijak dalam memandang
segala sesuatunya dengan cara terbalik – tidak kaku – tidak ortodoks, dia harus
menjadi bunglon keilmuan dan kebudayaan bagi lingkungannya, dia harus memiliki
pemahaman yang meghujam kuat kedalam jiwanya dalam memahami akar dan sejarah permasalahan
Bangsanya, kinerjanya harus senasab dengan aturan-NYA melalui peneropongan
strategi juang para utusan-NYA terdahulu, dan pabila dia membuat atau ikut
bergabung kesebuah organisasi maka misnya adalah menjadikan Organisasi tersebut
sebagai sarana Kafilah Perubahan Hakiki bagi Bangsa ini. Mungkin ini terlalu
manis atau terlalu kasar untuk ditelan hingga sampai kelambung perjuangan,
namun inilah pajak bagi seorang Pustakawan ketika ia sadar sesadar- sadarnya, bahwa yang berada dalam
genggaman “tangannya” adalah INFORMASI,
dan sarana besar yang saat ini menentukan pertumbuhan atau keruntuhan sebuah
bangsa adalah Informasi, dan sebaik – baik informasi adalah informasi yang “digenggam”
oleh Sang ahli nan bijak, Pustakawan, Insyaallah.
Saya yakin, kebanyakan Pustakawan sadar secara penuh
untuk tidak segera berpuas diri, kalaulah darah, keringat dan air mata yang
mereka tumpahkan sejauh ini – bagi Bangsa ini belum atau tidak lebih dari
setetes, terlalu banyak dan rumit permasalahan Bangsa – Dunia ini untuk
dihadapi seorang Pustakawan, untuk itulah seorang Pustakawan juga harus sadar
bahwa mereka tidak dapat berjuang sendiri dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,
mereka harus sadar disamping mereka bekerja ternyata ada juga yang bekerja
disamping mereka, di Ilmu Perpustakaan dan Informasi banyak Inspirator
Kecerdasan sosial, tetapi di Disiplin Ilmu lainnya pun juga banyak Inspirator
Kecerdasan sosial.
Bangkitlah
Pustakwanku !!
Harapan-mu
dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa ini tentulah masih ada,
Terimakasih Sketsa
Pustakawan
Minggu, 24 Februari 2013
Episode Uang
EPISODE
UANG
Kali ini, Insyaallah
kita akan sedikit membicarakan soal uang atau harta se-sederhana dan se-efektif
mungkin, kenapa pembahasan ini muncul ? dua dari sekian banyaknya jawaban
adalah A). Uang yang hanya setipis kertas terbukti telah ampuh menghancurkan
mayoritas sisi ke-Ruhanian manusia itu sendiri dan yang B). Daya kendali kita atas
uang/harta tersebut sangat minim, sehingga terbentuk lah manusia yang menjadi
budak bagi uang atau kekayaannya sendiri, sampai - sampai Image kita terhadap
uang sekarang ini adalah suatu barang yang lebih layak dijauhkan atau
sederhananya bisa dislogan-kan dengan slogan “Islam Yes Money No”. Untuk itulah, ada Sembilan sumber Inspirasi
yang selayaknya kita ketahui bersama guna memperteduh dan memaksimalkan mind-set
keuangan kita, diantaranya :
1. 1). “JANGANLAH kamu terpesona oleh harta....”
(Q,S at-Taubah[9]: 55) à kalau diartikan secara terbalik –
deskriptif, maka tegas-NYA pada kita adalah : ”Berhartalah namun jangan sampai kamu terpesona....”
2. 2). “Sebaik – baik uang/harta itu adalah uang
yang dikelola oleh orang – orang yang berpandangan dan bersikap hidup menurut
aturan-NYA (Iman Haq).” (Muhammad SAW) à ini menyiratkan
pada kita semua, ketika Kekayaan dipegang oleh orang – orang yang rusak
imannya, maka distribusi ke-uang-an tersebut tidaklah berkah bahkan merusak
tatanan hidup (judi, korupsi, buat diskotik, ngundang dangdut gak karuan,
dlsb), namun ketika Kekayaan itu dipegang oleh orang – orang yang benar
imannya, tentulah distribusi ke-uangan nya pun akan bijak, entah dibuat
pendidikan gratis + berkualitas, perbaikan infrastruktur, meminimalisir biaya
pengobatan yang mahal, dlsb
3. 3) Suatu
hari Ali r.a bertanya pada muridnya:
"Kalau di tangan saya ada uang
sepuluh dirham, lalu saya sedekahkan tiga dirham, berapa sisa uang saya?"
Muridnya menjawab, "Masih tujuh dirham". "Salah...." sahut
Ali. "Yang benar uang saya masih tiga dirham, karena apa yang saya sedekahkan
itulah yang sudah pasti tercatat sebagai amal Shaleh, sedangkan selebihnya
belum pasti." -> apa yang kita miliki adalah apa yang sudah kita
belanjakan di jalan kebaikan, bukannya apa yang masih kita simpan. (Psikologi
Kematian; Komarudin Hidayat hlm 95). à artinya,
dikatakan uang atau harta bukanlah sesuatu yang kita dapatkan lalu masih kita
simpan semi kepentingan pribadi, tetapi dikatakan uang ketika uang tersebut
sudah didistribusikan ke jalan-NYA, entah melalui zakat, atau pembiyayaan atas
Dakwah Islam, atau diserahkan kelembaga Zakat profesional lainnya.
4. 4) “Rabbi,, izinkanlah dunia berada dalam
genggaman tanganku dan akhirat berada dalam genggaman hatiku.” (Abbas
al-Aqqad: Kecerdasan Abu Bakr r.a)
5. 5). Suatu
saat Abdullah Ibnul Mubarak, maha guru ahli zuhud, ulama dan perawi hadits yang
tsiqah, jago panah dan petarung
sejati, ditanya tentang mengapa beliau masih berbisnis. Beliau yang terlibat
dalam sebagian besar pertempuran dimasa hidupnya, menulis beberapa buku monumental seperti Al-Zuhd, memang dikenal
sebagai seorang pebisnis yang sukses. Namun beliau hanya menjawab dengan
enteng, “aku berbisnis untuk MENJAGA
KEHORMATAN Ulama agar mereka tidak terbeli oleh para penguasa.” ( Anis
Matta: Mencari Pahlawan Indonesia; Bisnis Kehormatan hlm 183)
6. 6). Imam
Ghazali mengatakan : “Zuhud adalah orang
yang punya dunia lalu meninggalkannya secara sadar, sementara Orang Miskin itu
adalah orang yang ditinggalkan dunia.” (Endy J.Kurniawan: Think Dinar hlm
6). Rasulullah SAW dan Para Sahabat adalah orang yang Zuhud yang telah
menaklukkan dunia kemudian menjadikannya Instrumen penegakan Dinul Islam,
mereka tidak miskin, mereka tidak kalah dengan dunia.
7. 7). Dalam
Film yang berjudul Sang Pencerah, KH Ahmad Dahlan yang terkenal sukses dalam
membina keimanan umat juga terkenal sukses dalam hal berdagang, ini menyiratkan
bagi kita bahwa Bisnis yang Beliau kerjakan tidak mengganggu jatah Beliau dalam
berdakwah dan shalat lima waktu, tidak mengganggu kelembutan dan kepekaan
pandangan dan sikap hidup Beliau terhadap sesama, justru dengan ber-Bisnis
itulah Beliau semakin mendapatkan jatah berdakwah dan berkasih sayang dengan
kehidupan orang – orang miskin sekitar, mengurangi pengangguran, membuat rumah pengobatan
murah atau gratis, membuat lembaga pendidikan gratis namun juga berkualitas,
bahkan juga berupa sokongan dana politik pada waktu itu. Beliau juga selalu
ingat dengan betul akan pesan Nabi SAW: “Sebaik
– baik kamu adalah orang yang paling bermanfaat bagi alam lingkungannya.” (HR.
Muslim).
8. 8). Dalam ceramah jaulahnya ke Riau, Ust Anis Matta
berbagi pengalaman, beliau mengatakan: “Saya (Anis
Matta) hadir pada
suatu waktu di sidang Ikatan anggota Parlemen
Negara-Negara OKI. Setiap kali ada waktu bertanya yang paling pertama
diberi kesempatan bertanya itu utusan dari Arab Saudi, sedangkan utusan
dari Negara miskin seperti Maroko atau Tunisia biasanya tidak dapat
giliran, kalau bukan sendiri yang angkat tangan. Masalah harta ternyata juga
berpengaruh pada hal- hal seperti itu.”
9. 9). Kalau kontribusi finansial kita dalam
keluarga itu tidak banyak dan bila kita satu-satunya Da’i dalam keluarga, otomatis
dakwah kita juga kurang didengar oleh keluarga. Karena disamping ingin
mendengarkan nasihat yang baik orang juga ingin mendapatkan uang yang
banyak.
110). Hilangkan Prinsip lama yang berbunyi “Biar
Miskin tapi Bahagia”, ganti dengan Biar
Kaya Tapi Berbahagia dan Jauh Lebih Berguna Bagi sesama.
Kepada
Sobat Wake Up yang saya kagumi,,“Seorang pemuda/i sejati mungkin sanggup hidup
susah.Tapi apa ia rela memberikan hidup yang susah seperti itu kepada
keluarganya? Tentu tidak. Dan ingat, cara sederhana dan terdekat kita dalam menuntaskan
kemiskinan di Negeri ini adalah dengan memastikan pada diri sendiri kalau kita tidak
miskin”( Ippho Santosa). Mungkin terasa sulit bagi kita untuk tetap seimbang
dalam hal keuangan ini, antara bisnis dan agama, antara kesibukan dan
perhatian, antara yang telah didapatkan dan yang telah disumbangkan, namun
inilah yang DIA inginkan kita terhadap ke-uang-an, agar keuangan berfungsi
sebagaimana fungsi hakikatnya.
Terimakasih Episode
Uang
Rabu, 20 Februari 2013
Simpatiku Untuk Sobat Muda HTI
SIMPATIKU
UNTUK SOBAT MUDA HTI
Bismillah,, Dengan Sifat-NYA yang Mahaluas dan Kekal
Belas Kasih-NYA kepada orang – orang Mukmin, serta sifat-NYA yang Maha
Penyayang kepada semua makhluk-NYA,,
Untuk itulah ana persembahkan pada antum
sebuah salam kesejahteraan Islam, sebuah salam kerahmatan bagi para kita semua,
sebuah salam yang PASTINYA akan membawa keberkahan bagi persatuan keimanan kita
semua, yakni: Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Mudah – mudahan,, kita
semua yang disini takbosan untuk selalu bersenandung harap atas kehidupan yang
telah dicontohkan oleh Rasul-NYA dan para pendukung sejatinya terdahulu, yakni
Islam sebagai satu – satunya tatanan hidup yang mengajarkan pada kita semua untuk
dapat saling memahami, mencintai, memaklumi, mensejahterakan dan memakmurkan
menurut-NYA.
Kepada Sahabat/i HTI-ku
yang diRahmati Allah SWT,, Satu hal yang tak sabar ana ucapkan
ke antum adalah bahwa ana sangat mencintai antum, sebagaimana di abad
ke-6 M, Rasulullah SAW pernah dan dengan penuh ketegasan merekomendasikan pada
kita semua dalam Hadit’s nya : “Perumpamaan
kehidupan mukmin, satu terhadap lainnya, di dalam hal kasih dan sayang, seperti
satu tubuh, yang bila satu saja merasa meriang dan merinding, niscaya seluruh
tubuhnya sama merasa” (HR. Muslim).
Duhai Sahabat/i HTI-ku
tercinta,, Merupakan sebuah kebahagiaan bagi ana sekiranya
ana bisa lebih mengenal – memahami dan mencintai antum melalui karya tulis ini,
karna dengan begini lah, Insyaallah, harapan ana agar dapat menjalin tali
silaturahim dengan antum tercapai sebagaimana mestinya, yakni sebuah ikatan ke-ilmuan
yang saling membangun, sebuah ikatan emosional perjuangan yang kuat, sebuah
ikatan kecintaan yang sulit terputus, sebuah ikatan rindu yang selalu
mengepakkan sayap – sayap perjuangannya.
Saat ana merangkai teks
– teks ini, sejenak ana melihat tayangan Naruto The Movie, dan dari Film
tersebutlah ana mendapat berbagai Inspirasi yang Insyaallah baik bagi kematangan
pribadi syiar kita semua, diantaranya : 1). Jauh lebih mudah meruntuhkan
sejarah kejayaan generasi terdahulu dibandingkan dengan melanjutkan dan
mengembangkannya dimasa sekarang bagi masa depan 2). Terkadang, apa – apa yang
dianggap benar selama ini ternyata hanyalah sesuatu yang mengelabu dan tidak
membuat kita semakin dewasa, sedangkan apa – apa yang dianggap salah/keliru
ternyata sesuatu yang jusru membuka cakrawala kedewasaan juang kita 3). Ketika
Naruto merasakan sebuah kebenaran dalam dirinya,, emosinya sangatlah
bersemangat namun juga tetap stabil, keberaniannya tidak berlebihan
dalam menyampaikan kebenaran tersebut, sehingga kemungkinan kecil baginya tidak
menyakiti hati sang pendengar, dan ketika naruto merasa bahwa ia salah, dia juga
tidak terlalu merasa bersalah sehingga dia tidak terlalu menyalahkan dirinya
sendiri – menyesal berkepanjangan, dari sini lah, naruto menginspirasi kita
untuk berusaha sekeras mungkin bersikap “tengah”, tidak “min” atau tidak
“plus” akan tetapi “nol”, karna dengan “nol” lah kita
menjadi “tak terbatas” – tidak terbelenggu oleh sekat – sekat pemikiran
yang sempit – subjektif. Terakhir, point yang ke-4). Insyaallah, point ini yang
lebih pas buat bahan renungan – optimis kita, Tarik nafas dalam – dalam yah !!,
simak dengan seksama atau kalau perlu di Plototin, siap ? ini dia yang ana
ingin sampaikan, “BERSATU ITU BUKAN HAL YANG MUSTAHIL”, meski caci – maki, perbedaan
dan perpecahan seolah nampak tak mungkin terobati., meski kesadaran untuk
saling memahami dan bersatu dalam juang seolah semakin gelap gulita. Ingat akan
Sunatullah, semakin gelap permukaan dan langit bumi ini, justru akan semakin
lekas lah cahaya-NYA terbit dari belahan bumi tergelap sekalipun. Ini bukanlah
sesuatu yang kita tunggu layaknya keberuntungan yang akan datang dari Dewi Fortuna,
tetapi ini adalah sesuatu yang kita sendiri berusaha memetiknya, “...Sesungguhnya Allah tidak merevolusi keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merevolusi keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (Q.S Ar-Ra’d: 11)
Duhai Sahabat/i HTI-ku
tersayang,,
ana sangat lah tersanjung bahkan tersedu – sedan ketika menghayati segala akhlak
Rasulullah SAW dalam mencintai seluruh manusia didunia ini (tidak hanya sesama
Muslim), bahkan dengan orang yang ingin membunuhnya sekalipun Rasulullah SAW
memberikan senyuman dan sapaan terindah – terbaik yang Beliau SAW miliki,
sampai – sampai seorang tokoh besar “NON” terkesima dan dengan sukacita memuji
akhlak Beliau SAW, siapakah dia ? dia adalah
George Bernard Shaw (1856 – 1950), pujangga dan ahli sosialisme di Inggris.
Inilah yang dia katakan: “Seperti
Napoleon, sayapun lebih suka akan ajaran Muhammad. Saya yakin bahwa seluruh
imperium Inggris akan berakhir abad ini. Pribadi Muhammad SANGAT AGUNG. Saya
kagumi dia dan saya menganut Muhammad dalam pandangan hidupnya. Selain saya
menjunjung Agama yang dibawa Muhammad SAW setinggi – tingginya karena gaya
hidup yang mengagungkan dari Agama (Islam) itu”.(Hj. Irene Handoyo : Islam Dihujat; Edisi Revisi ; hlm 327, April
2004). Bahkan dalam riwayat lain George Bernard Shaw pernah berkata: “Alangkah butuhnya dunia ini oleh seorang
Muhammad, yang dapat menyelesaikan
seluruh permasalahan hanya dengan duduk sambil meminum kopi.”
Duhai Sahabat/i HTI-ku terkasih,, yang justru membuat hati ana teduh dan
berbaik sangka terhadap kalian selama ini adalah ketika ana memberi pemahaman yang
baru pada diri ana sendiri, yakni sebuah “kepanjangan baru” untuk sebuah
lembaga sebesar HTI, dimana “H” berarti Hamparan, “T” berarti Tauladan dan “I” berarti Insani, jadi, HTI adalah sebuah
Hamparan Insani yang Memberikan Teladan terdepan dalam mengayomi Iman Umat
Manusia, sekalipun HTI bukalah manusia tanpa kesalahan, namun dari sisinilah ana
sangat yakin, sahabat/i HTI memiliki semangat dan size kepribadian yang
mantap, yang merupakan perwujudan dari Pandangan dan Sikap Hidup Muhammad SAW
secara maksimal, dimana masing – masing kader memiliki kapasitas kasih sayang
dan toleransi yang cukup tinggi untuk segera di jadikan tauladan umat
sekitarnya. Insyaallah, aamiin. And Why no ?, memberi tauladan dalam ke-Ilmuan,
memberi tauladan dalam persatuan, memberi tauladan dalam berpikir, memberi
tauladan dalam berucap, memberi tauladan dalam bertindak, memberi tauladan
dalam mendengar – menaggapi, memberi tauladan dalam memahami kondisi atau
keadaan, memberi tauladan dalam mengevaluasi segala gerak syiar - dakwahnya, seolah
menjadi satu paket amanah akan “Nama/Sifat” yang disandangnya tersebut. Ana
menjadi semakin yakin dan ana juga semakin bersenandung harap pada-NYA, bahwa
Sahabat/i HTI diberi kekuatan agar mampu dalam mengeksekusi “Nama/Sifat”
tersebut, sehingga menjelma dalam segenap pandangan dan sikap hidup keseharian,
sehingga sahabat/i se-Iman lainnya semakin jernih menilai Sahabat/i HTI,
sehingga Sahabat/i se-Bangsa lainnya menilai sahabat/i HTI sebagai sahabat
Bijak yang turut mempersatukan keaneka – ragaman karakter para Pemuda/i Ibu
Pertiwi, yang semakin kehilangan peta hidup dan juangnya. Aamiin
Duhai Sahabat/i HTI
yang kukagumi,, yakinlah pada ana, bahwa sampai text
ini pun ana masih menjaga hati agar tulisan yang ane buatkan khusus untuk
Sahabat/i HTI adalah tulisan yang penuh dengan rasa cinta terdalam ana pada
sahabat/i HTI, karna salah satu yang terpatri kuat dalam benak ana adalah
sebuah do’a persatuan yang pernah terucap oleh seorang Pujangga Besar India,
Muhammad Iqbal, beliau pernah berdo’a, “Rabbi,
ajarilah kepada kami untuk dapat kembali saling mencintai, agar – lidi – lidi
ini dapat kami rakit menjadi sapu”. Terlebih, ana gak mau dinilai-NYA
sebagai hamba yang lebih mudah membenci daripada menyayangi. Selain itu, ana
juga merasa malu sebagai umat Rasulullah SAW, apabila dalam urusan dasar muamalah
seorang Umat akhir zaman ini, saling mencintai, tidak ana maksimalkan sebaik
mungkin, tidak ana kapitalisasi secara bijak menurut mau-NYA, karna ciri Umat
Beliau SAW adalah keras “diluar” namun lunak “didalam”.
Mungkin Hanya ini yang
dapat ana share ke Sahabat/i HTI,,
Dan sekiranya ana tidak
merasakan kekurangan atau kesalahan atas tulisan ini, ana berharap antum yang
membaca dapat memberitahu atau menutupinya sebaik mungkin. Terus terang, ana
tersenyum dan merasa bahagia saat menyelesaikan tulisan ini, Insyaallah,
tulisan ini menjadi saksi bagi ana diakhirat kelak bahwa ana termasuk Hamba-NYA
yang telah mencoba mengamalkan Q.S al-Hujurat: 13 atau sejenisnya. aamiin
Syukran,
Wassalamu’alaykum Wr
Wb,
Terimakasih
--- Budi Raharjo (HTI Lover's) ------
Selasa, 19 Februari 2013
Simpatiku Untuk Sobat Muda PKS
SIMPATIKU
UNTUK SOBAT MUDA PKS
Bismillah,
Mudah – mudahan,, kehidupan Iman kita
menjadi bermakna dengan-NYA, melalui satu Ilmu yang telah DIA ajarkan pada
manusia (al-Qur’an menurut Sunnah Muhammad SAW) lagi memberi kepastian hidup atas pilihan
masing – masing.
Assalamu’alaykum
Wr Wb, Semoga,, Islam sebagai satu – satunya
tatanan hidup menjadi isi jiwamu, yakni ajaran yang saling mensejahterakan dan
memakmurkan menurut aturan-NYA.
Ikhwah Fillah, Sejujurnya, kalaulah antum bertanya pada ana
tentang alasan konkrit ana menulis ini ?, maka ana tentunya akan termenung,
karna memang tak ada jawaban yang terlalu spesifik untuk menjelaskannya kepada
antum yang membaca. Akan tetapi, Insyaallah, ini merupakan sebuah isyarat hati
dan akal sehat ana dalam melihat fenomena secara terbalik, dimana kondisi
mayoritas kader Muda PKS saat ini sudah
hampir mendekati jurang stagnasi pandangan dan sikap hidup (keimanan),
atau bisa jadi sudah terjun bebas kedalam jurang yang jauh lebih kelam dan
dalam dari jurang tadi, yakni kemunduran.
Ikhwan Fillah, Beberapa menit sebelum menulis ini, ana sejenak
melihat Naruto The Movie, dan beberapa yang dapat ana pandang dan sikapi dari
Film tersebut, diantaranya adalah : 1) Anak Muda lah yang menjadi Konten
seluruh Perjuangan dan Penyelesaian masalahnya 2) Sebuah prinsip seorang
Shinobi (Ninja), yakni “orang yang tidak
patuh terhadap aturan ninja adalah sampah, tetapi, orang yang rela meninggalkan
teman seperjuangannya adalah orang yang lebih hina daripada sampah”, 3)
Naruto beserta Rekan ninjanya menjadi Bangga akan Tanah Airnya (Konoha) yang
telah mengajarkan kepada mereka untuk saling berkorban demi sahabat
seperjuangannya, tak peduli walau harus mengorbankan nyawanya sekalipun, bahkan
kekompakan tempur mereka tersebut terjadi ditengah kemampuan skill dan
pemikiran juang yang berbeda – beda, 4) Ini yang terpenting bagi ana UNTUK
DIBAHAS disini dan untuk kita semua, yakni, TIDAK PENTING SIAPA dan SEPERTI APA
HOKAGENYA (Presidennya), tetapi SEPERTI APA dan SIAPA SAJA ANAK MUDANYA ?,
karna hidup dan matinya Desa atau Organisasi tersebut bukanlah ditentukan oleh
Satu Orang Hokagenya (Presiden), tetapi ditentukan Oleh Para Anak Mudanya, Para
Anak Muda yang pertanda atau telah terbukti kuat melampaui kemampuan para
pendahulunya dalam menjawab berbagai macam persoalan sekarang dan yang akan
datang. Mereka, Para Shinobi (pejuang) Muda tidak nyaman atau terlena oleh
Prestasi dan Karya dari Hokagenya (Presiden) dimasa lalu, mereka justru sibuk –
sesibuknya mempertanyakan pada dirinya sendiri, tentang Amalan Unggulan atau
Karya terbesar dalam hidup mereka ? Yang akan mereka persembahkan bagi Adik –
adik angkatan mereka kelak, bahkan umat dan kemanusiaan secara umumnya ?.
Ikhwah Fillah, Alhamdulillah, berkat Rahmat-NYA lah Presiden
PKS tercinta kita saat ini seorang Anis Matta, seorang dengan sorotan tajam
matanya mampu membelah kerasnya permasalahan Partai, seorang yang dengan lidah
tajamnya mampu menusuk jantung
permasalahan Luar Partainya, seorang dengan suara lantangnya mampu membangunkan
umat dari tidurnya.
Ikhwah Fillah, Alhamdulillah juga, berkat Rahmat-NYA lah
Kader Muda PKS saat ini adalah “KITA”, KITA yang belum tentu lebih Militan
dibandingkan Presiden PKS ketika masih ber-posisi seperti kita sekarang, KITA
yang belum tentu lebih High Capacity dibandingkan Presiden PKS ketika masih
ber-posisi seperti kita sekarang, dan KITA yang belum tentu juga memiliki High
Contribution dibandingkan Presiden PKS ketika masih ber-posisi seperti kita
sekarang. Kita semua pasti ingat akan sebuah pesan seorang pepatah politik : “Jika kamu ingin melihat masa depan sebuah Partai,
maka tengoklah dengan seksama seperti apa kader mudanya saat ini, karna masa
depan yang cerah dan hangat bagi sebuah Partai, terletak pada hari sekarang.
Dan hari sekarang itulah adalah dirimu, wahai Pemuda/i”.
Ikhwah Fillah, Sempat terpikir, kalaulah Pemuda
sekaliber Ust Anis Matta kini telah diamanahkan menjadi Seorang Presiden Partai
tercinta kita, maka tidaklah menutup kemungkinan bagi kita semua untuk mencoba
memberanikan diri dalam pengimajinasian terbalik, bahwa ini pertanda “Pusaka Muda” terhebat yang dimiliki oleh
PKS kini seolah sudah terpakai, seolah sudah terlepas dari “Sarung Pusakanya”, seolah sudah tidak
ada lagi Pusaka Muda yang dapat menandingi ”Ketajaman,
Kekuatan dan Kesaktiannya”.
Ikhwah Fillah, Dalam Kunjungan Konsolidasi DPP PKS
ke Yogyakarta pada 2013-02-18 lalu, ketika gemuruh sambut kedatangan Ust Anis
Matta dan Takbir yang menghampar tatkala Beliau sedang berpidato, justru ketika
itu pula ana merasa sesuatu yang mungkin tidak terlihat dan terdengar oleh mayoritas
Saudara/i hadirin, ana merasa menjadi penyimak “yang lain” saat itu, seolah
langkah kaki Beliau saat menaiki panggung bertanya ? langkah kaki siapakah yang
akan menggantikan Beliau seperti ini nantinya ?, ketika beliau mulai bersuara,
seolah suara itu juga bertanya ? suara siapakah yang akan menggantikan Beliau
seperti ini nantinya ?, bahkan ketika Beliau menatap para hadirin, seolah
tatapannya ikut bertanya, seperti apa dan siapakah yang akan menggantikan
tatapan ini nantinya ?.
Ikhwah Fillah, Ana sangat yakin, Presiden PKS
tercinta kita saat ini, Ust Anis Matta tidak membutuhkan kekaguman kita pada
Beliau, Beliau justru sangat membutuhkan Cara Kita dalam Mengambil Pelajaran
dari apa – apa yang menjadi Pandangan dan Sikap Beliau sampai saat ini, karna
dengan itulah kesadaran terdalam kita sebagai Penerus Beliau akan tumbuh –
berbunga, Beliau juga pasti lebih memikirkan nasib ke-Imanan para Kadernya dan
juga Nasib Ke-Imanan Para simpatisan yang belum terayomi secara maksimal,
Beliau tentunya merasa gagal pabila KITA ternyata tidak lebih Kompak dan
Kontributif dibandingkan Angkatan Beliau dulu. Jika Disini kita ingin
membuktikan Diri sebagai Kader Sejati, maka hujamkanlah sebuah Sumpah yang DIA
pasti Mendengarnya,: “aku harus lebih
baik dari mereka yang mendahului, karna dengan beginilah Kami semua tidak hanya
dapat bertahan hidup, tetapi juga memberi kan hidup bagi kehidupan lainnya.
Insyaallah”.
Ikhwah Fillah, Tidak ada yang mengetahui Batasan
waktu Kontribusi Beliau Di Dunia ini, karna ini sebuah misteri-NYA yang justru
akan menjadi sahabat terdekat dalam Hidup – Gerak kita AGAR nantinya kita tidak
terlalu shock tatkala Allah SWT memberi keputusan yang mungkin akan membuat
kita semua sedih berkepanjangan karnanya, AGAR kita hidup sebagai pribadi yang
secara serius dan berkesinambungan dalam
mengkapitalisasi seluruh potensi yang ada, AGAR kita terus – menerus melakukan
kerja – kerja kecil secara diam-diam kemudian merakit kerja-kerja kecil tersebut
menjadi sebuah bukit – bukit kepandaian, kecerdasan, kedewasaan, dan
kebijaksanaan bagi Bangsa dan Dunia ini. Wallahu’alam,,
Ikhwah Fillah,
Memang benar Dalam
Pidato Ust Anis Matta ketika konsolidasi di Yogya mengatakan kita tidak boleh
menghilangkan kegembiraan didepan “musuh” kita, untuk itu, perlu juga bagi kita
dalam menyeimbangkan hal ini dengan sebuah pesan mendalam, sebagaimana yang
pernah Umar r.a tegaskan pada dirinya sendiri tatkala Beliau r.a hidup, “sekiranya kaki kananku sudah melewati pintu
masuk surga, sementara kaki kiriku belum melewati pintu masuk surga, maka
kecemasanku akan murka-NYA belumlah hilang sedikitpun.” (al-Aqqad dalam
Kecerdasan Umar)
Siapkah Kita Menjadi
Generasi yang Lebih Hebat dari mereka ?
Yakin dan seberapa yakinkah Kita dapat melakukannya ?
Yakin dan seberapa yakinkah Kita dapat melakukannya ?
Rabbi,,
Sekiranya
gerak – hidup ini (Kemenangan Politik, dan Ekspansi Sosial – Kemasyarakatan)
membawa kami pada kedekatan Ridha-Mu, maka izinkanlah gerak – hidup ini tetap
ada dan melekat pada kami, namun sekiranya gerak – hidup ini tidak membawa kami
pada kedekatan Ridha-MU, sesungguhnya ENGKAU lah satu – satunya Tumpuan Gerak
bagi seluruh Kehidupan.
Aamiin,
Alhamdulillah,,
Astaghfirulah,,
Wassalamualaykum Wr Wb,,
Yogyakarta,
19 Februari 2013
Budi
Raharjo ( PKS
Lovers )
Sabtu, 16 Februari 2013
Senarai Cinta
SENARAI CINTA-NYA
Bahkan Ksatria Tangguh tak mampu menangkisnya
Bahkan Kekuasaan tak mampu menguasainya
Bahkan Keelokan Rupa tak mampu merayunya
Bahkan Kekayaan tak mampu membelinya
Bahkan Teknologi tak mampu melampauinya
Bahkan Dokter tak mampu mengobatinya
Bahkan Jari tak mampu memetiknya
Bahkan Kaki tak mampu mengejarnya
Bahkan Api tak mampu menandingi panasnya
Bahkan Tali tak mampu menandingi ikatannya
Bahkan Baja tak mampu menandingi kerasnya
Bahkan Debu tak mampu menandingi jumlahnya
Bahkan Salju tak mampu menandingi dinginnya
Bahkan pelangi tak mampu menandingi korelasi warnanya
Bahkan Mata Air tak mampu menandingi kejernihannya
Bahkan Sutera tak mampu menandingi kehalusannya
Bahkan Madu tak mampu menandingi kemanisannya
Bahkan Topan tak mampu menandingi hembusannya
Bahkan Kilat tak mampu menandingi kecepatannya
Bahkan Matahari tak mampu menandingi sinar paginya
Bahkan Bulan tak mampu menandingi sinar malamnya
Bahkan Bintang tak mampu menandingi kemerlapnya
Bahkan Gunung tak mampu menandingi kekokohannya
Bahkan Mercusuar tak mampu menandingi ketinggiannya
Bahkan Awan tak mampu menandingi ketenangannya
Bahkan Embun tak mampu menandingi kesegarannya
Bahkan Bunga tak mampu menandingi mekarnya
Bahkan Farfum tak mampu menandingi keharumannya
Bahkan Samudra tak mampu menandingi kedalamannya
Bahkan Gurun tak mampu menandingi gemuruhnya
Bahkan Pantai tak mampu menandingi tepiannya
Bahkan Mata tak mampu menandingi pengelihatannya
Bahkan Telinga tak mampu menandingi pendengarannya
Bahkan Hidung tak mampu menandingi penciumannya
Bahkan Mulut tak mampu menandingi lihai tuturnya
Lalu,
Apakah Itu ?
Apa lagi kalau bukan Cinta-NYA padamu,
Terimakasih Senarai Cinta-NYA
Langganan:
Postingan (Atom)