Minggu, 24 Februari 2013
Episode Uang
EPISODE
UANG
Kali ini, Insyaallah
kita akan sedikit membicarakan soal uang atau harta se-sederhana dan se-efektif
mungkin, kenapa pembahasan ini muncul ? dua dari sekian banyaknya jawaban
adalah A). Uang yang hanya setipis kertas terbukti telah ampuh menghancurkan
mayoritas sisi ke-Ruhanian manusia itu sendiri dan yang B). Daya kendali kita atas
uang/harta tersebut sangat minim, sehingga terbentuk lah manusia yang menjadi
budak bagi uang atau kekayaannya sendiri, sampai - sampai Image kita terhadap
uang sekarang ini adalah suatu barang yang lebih layak dijauhkan atau
sederhananya bisa dislogan-kan dengan slogan “Islam Yes Money No”. Untuk itulah, ada Sembilan sumber Inspirasi
yang selayaknya kita ketahui bersama guna memperteduh dan memaksimalkan mind-set
keuangan kita, diantaranya :
1. 1). “JANGANLAH kamu terpesona oleh harta....”
(Q,S at-Taubah[9]: 55) à kalau diartikan secara terbalik –
deskriptif, maka tegas-NYA pada kita adalah : ”Berhartalah namun jangan sampai kamu terpesona....”
2. 2). “Sebaik – baik uang/harta itu adalah uang
yang dikelola oleh orang – orang yang berpandangan dan bersikap hidup menurut
aturan-NYA (Iman Haq).” (Muhammad SAW) à ini menyiratkan
pada kita semua, ketika Kekayaan dipegang oleh orang – orang yang rusak
imannya, maka distribusi ke-uang-an tersebut tidaklah berkah bahkan merusak
tatanan hidup (judi, korupsi, buat diskotik, ngundang dangdut gak karuan,
dlsb), namun ketika Kekayaan itu dipegang oleh orang – orang yang benar
imannya, tentulah distribusi ke-uangan nya pun akan bijak, entah dibuat
pendidikan gratis + berkualitas, perbaikan infrastruktur, meminimalisir biaya
pengobatan yang mahal, dlsb
3. 3) Suatu
hari Ali r.a bertanya pada muridnya:
"Kalau di tangan saya ada uang
sepuluh dirham, lalu saya sedekahkan tiga dirham, berapa sisa uang saya?"
Muridnya menjawab, "Masih tujuh dirham". "Salah...." sahut
Ali. "Yang benar uang saya masih tiga dirham, karena apa yang saya sedekahkan
itulah yang sudah pasti tercatat sebagai amal Shaleh, sedangkan selebihnya
belum pasti." -> apa yang kita miliki adalah apa yang sudah kita
belanjakan di jalan kebaikan, bukannya apa yang masih kita simpan. (Psikologi
Kematian; Komarudin Hidayat hlm 95). à artinya,
dikatakan uang atau harta bukanlah sesuatu yang kita dapatkan lalu masih kita
simpan semi kepentingan pribadi, tetapi dikatakan uang ketika uang tersebut
sudah didistribusikan ke jalan-NYA, entah melalui zakat, atau pembiyayaan atas
Dakwah Islam, atau diserahkan kelembaga Zakat profesional lainnya.
4. 4) “Rabbi,, izinkanlah dunia berada dalam
genggaman tanganku dan akhirat berada dalam genggaman hatiku.” (Abbas
al-Aqqad: Kecerdasan Abu Bakr r.a)
5. 5). Suatu
saat Abdullah Ibnul Mubarak, maha guru ahli zuhud, ulama dan perawi hadits yang
tsiqah, jago panah dan petarung
sejati, ditanya tentang mengapa beliau masih berbisnis. Beliau yang terlibat
dalam sebagian besar pertempuran dimasa hidupnya, menulis beberapa buku monumental seperti Al-Zuhd, memang dikenal
sebagai seorang pebisnis yang sukses. Namun beliau hanya menjawab dengan
enteng, “aku berbisnis untuk MENJAGA
KEHORMATAN Ulama agar mereka tidak terbeli oleh para penguasa.” ( Anis
Matta: Mencari Pahlawan Indonesia; Bisnis Kehormatan hlm 183)
6. 6). Imam
Ghazali mengatakan : “Zuhud adalah orang
yang punya dunia lalu meninggalkannya secara sadar, sementara Orang Miskin itu
adalah orang yang ditinggalkan dunia.” (Endy J.Kurniawan: Think Dinar hlm
6). Rasulullah SAW dan Para Sahabat adalah orang yang Zuhud yang telah
menaklukkan dunia kemudian menjadikannya Instrumen penegakan Dinul Islam,
mereka tidak miskin, mereka tidak kalah dengan dunia.
7. 7). Dalam
Film yang berjudul Sang Pencerah, KH Ahmad Dahlan yang terkenal sukses dalam
membina keimanan umat juga terkenal sukses dalam hal berdagang, ini menyiratkan
bagi kita bahwa Bisnis yang Beliau kerjakan tidak mengganggu jatah Beliau dalam
berdakwah dan shalat lima waktu, tidak mengganggu kelembutan dan kepekaan
pandangan dan sikap hidup Beliau terhadap sesama, justru dengan ber-Bisnis
itulah Beliau semakin mendapatkan jatah berdakwah dan berkasih sayang dengan
kehidupan orang – orang miskin sekitar, mengurangi pengangguran, membuat rumah pengobatan
murah atau gratis, membuat lembaga pendidikan gratis namun juga berkualitas,
bahkan juga berupa sokongan dana politik pada waktu itu. Beliau juga selalu
ingat dengan betul akan pesan Nabi SAW: “Sebaik
– baik kamu adalah orang yang paling bermanfaat bagi alam lingkungannya.” (HR.
Muslim).
8. 8). Dalam ceramah jaulahnya ke Riau, Ust Anis Matta
berbagi pengalaman, beliau mengatakan: “Saya (Anis
Matta) hadir pada
suatu waktu di sidang Ikatan anggota Parlemen
Negara-Negara OKI. Setiap kali ada waktu bertanya yang paling pertama
diberi kesempatan bertanya itu utusan dari Arab Saudi, sedangkan utusan
dari Negara miskin seperti Maroko atau Tunisia biasanya tidak dapat
giliran, kalau bukan sendiri yang angkat tangan. Masalah harta ternyata juga
berpengaruh pada hal- hal seperti itu.”
9. 9). Kalau kontribusi finansial kita dalam
keluarga itu tidak banyak dan bila kita satu-satunya Da’i dalam keluarga, otomatis
dakwah kita juga kurang didengar oleh keluarga. Karena disamping ingin
mendengarkan nasihat yang baik orang juga ingin mendapatkan uang yang
banyak.
110). Hilangkan Prinsip lama yang berbunyi “Biar
Miskin tapi Bahagia”, ganti dengan Biar
Kaya Tapi Berbahagia dan Jauh Lebih Berguna Bagi sesama.
Kepada
Sobat Wake Up yang saya kagumi,,“Seorang pemuda/i sejati mungkin sanggup hidup
susah.Tapi apa ia rela memberikan hidup yang susah seperti itu kepada
keluarganya? Tentu tidak. Dan ingat, cara sederhana dan terdekat kita dalam menuntaskan
kemiskinan di Negeri ini adalah dengan memastikan pada diri sendiri kalau kita tidak
miskin”( Ippho Santosa). Mungkin terasa sulit bagi kita untuk tetap seimbang
dalam hal keuangan ini, antara bisnis dan agama, antara kesibukan dan
perhatian, antara yang telah didapatkan dan yang telah disumbangkan, namun
inilah yang DIA inginkan kita terhadap ke-uang-an, agar keuangan berfungsi
sebagaimana fungsi hakikatnya.
Terimakasih Episode
Uang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar