Social Icons

a

Minggu, 03 Februari 2013

Nulis - Nulis - Nulis


NULIS – NULIS – NULIS !!

Pernah Ada ucapan yang udeh Gue dengar, bunyinya “nulis itu segampang ngomong”, setujukah ?, kalau Gue sih gak mentah – mentah  langsung setuju atau nolak begitu aja sama ini ucapan, ucapan kayak gitu sah – sah aja kok kan ini demokrasi. Em,, ebenarnya satu sisi Gue setuju dan satu sisi yang lain gue sedikit mempertanyakan itu ucapan. Begini, kalau nulis diibaratkan semudah ngomong itu bagi gue masih belum mateng, soalnya kalau nulis = ngomong belum tentu si yang ngomong = nulis pake otak atau malah jadi itu tulisan Cuma sebagai arana publikasi orangnya atau penerbitnya, bukannya sarana edukasi, right ? makannya, kalau Gue check mayoritas buku – buku (apapun subjek pembahsannya) yang ditulis oleh penulis Indonesia kebanyakan terasa garing atau kaku atau sangat kurang untuk menginspirasi atau gakbisa memprovokasi sang pembaca, sekalipun itu buku tentang motivasi. Nah, tulisan yang kayak gitu tuh yang bagi Gue Cuma bisa ngabisin pohon wat bikin kertasnya. Padahal, dibuku itu ada tulisan rekomendasi orang – orang top atau udah dicap sebagai buku yang Best Seller. Huft,, besar pasak dari pada tiang.

Begini Cuey, ada beberapa prinsip ketika kita menulis : 1) Kita gak boleh modal semangat dalam menulis, kita juga harus mumpui subjek dari apa yang ingin kita tulis, 2) Sah – sah aja sih kalau nulis itu segampang ngomong, tapi kan prinsip dan kewajiban kita sebagai Muslim/ah ketika mau ngomong ya kudu dipikir dulu, otaknya dulu yang ngomong barulah mulut, 3) Niat, harusnya ini di nomor 1 ya ? ^_^ ya maaF !!, Niat, jangan sampai kita nulis Cuma gara – gara pengen terkenal atau dapet uang atau biar diakui orang lain atau – atau yang lainnya dah yang ibarat kata Cuma kepentingan dunia, ingat, niat kita nulis ikhlas karna-NYA, emang harusnya gitu, biar kecenderungan dunia kita yang sebenarnya menghambat potensi karya tulis kita gak memonopoli pola tulis kita, dan nulis itu harus kita jadikan sebagai sarana pengekspresian perasaan dan pikiran yang bertujuan agar orang lain terinspirasi, 4) Menjiwai, menjiwai ini bagi Gue ibarat memberikan nyawa pada tulisan Loe, dan Gue ngerasa kenapa banyak buku – bacaan saat ini itu garing, karena penulisnya sendiri kurang menjiwai tulisannya, gak ditulis dari hati dan pikirannya yang PAAAAAALiiiiiing DaaaaLLLeeeM, 5) Mau Jelek atau Bagus tulisan kita, Enjoy aja !! ^_^,  kita Gak boleh gampang tersinggung atau pesimis atau malah GR, kenapa ? kalau kita sampai terjebak sama komentar dua tadi, takutnya ketika kita salah nulis kita malah jadi pesimis atau ketika kita terbukti benar khawatirnya malah kita jadi bangga diri atau merasa puas diri, malah bisa – bisa kita ngeremehin karya orang lain lho.

Ehm, bagi Gue nulis itu gak harus dalam bentuk hitam diatas putih, serius, gak mesti hitam diatas putih, kenapa ? karna hitam diatas putih tersebut (text) bukan cara satu satunya sarana atau cara terpenting efektif dalam menginspirasi kehidupan sosial atau menjawab berbagai permasalahan Bangsa ini, untuk itu kita mesti sadar bahwa masing – masing kita sebenarnya “buku”, artinya setiap hari dalam hidup kita diibaratkan setiap lembar umur kita, sehingga kita sebenarnya dituntut untuk lebih berusaha memperhatikan apa yang ingin kita“tulis” atau “catat” dalam tiap “lembar” hidup kita. Kalau apa yang kita hendak “tulis” dalam “lembar” hidup ya usahakan yang positif atau yang mengandung hikmah aja lha biar orang lain yang “ngebaca” kita terasa terinspirasi, bahagia atau gak datar, tepatnya Kita sebenarnya “buku” yang berjalan, kalau isinya jelek ya tentunya orang gak mau “ngebaca” (belajar dari kita) kita. Terus, karna nulis gak Cuma hitam diatas putih, kita juga bisa “nulis” di “lembar” orang lain, caranya ? kita beri dia semangat hidup, inspirasi, atau Ilmu – ilmu berguna lainnya yang Insyaallah menjamin dia bahagia hidup di dunia à alam kubur à akhirat. Walau kita gak tahu berapa banyak jatah “halaman” hidup kita, kita gak boleh panik, justru disinilah DIA menyiratkan pada kita agar hidup kita ini harus “ditulis” secara mantap dan sungguh – sungguh, agar kita menjadi “buku” yang penuh dengan makna kebaikan, kebenaran dan keindahan menurut ajaran-NYA. Sampai disini setujukah ?

Ada kalimat yang cukup menginspirasi Gue :
“Herannya, yang dilakukan oleh seorang Muhammad SAW bukanlah mencetak atau menulis buku yang tidak dapat berjalan sendiri, tetapi Beliau SAW mencetak atau menulis “buku” yang dapat berjalan sendiri (Abu Bakar r.a, Umar bin Khattab r.a, Utsman r.a, Ali r.a dan Sahabat/i Pendukung Beliau SAW lainnya).”

Kalau Loe pikir Rasulullah SAW wajar gak nulis atau gak cetak buku karna Rasulullah SAW sendiri gak bisa baca dan nulis, itu anggapan yang perlu dicerdaskan lagi, kan Rasulullah SAW bisa nyuruh orang lain buat nulis ? selesai kan ?. And,,, andaikata Rasulullah tetep bisa baca dan nulis, Gue yakin kalau Rasulullah SAW tetap jauh lebih memprioritaskan diri untuk mencetak “buku” yang bisa berjalan sendiri ketimbang buku yang posisinya Cuma sebagai benda mati + Mahal Harganya + Makan Tempat. Permasalahan Bangsa ini udah teramat kacau, jangan berlebihan atau terlalu mengandalkan sarana buku, cobalah menjadi “buku” yang berjalan agar bisa jauh lebih leluasa dalam memperbaiki keadaan. karna Gue yakin, kalau mayoritas Umat ini menjadi “buku” berjalan yang berkualitas menurut mau-NYA, Insyaallah permasalahan Bangsa ini akan jauh lebih ringan untuk diangkat à dipindahkan à dikuburkan à dan di Yasinkan. Aamiin !! ^_^

Terimakasih                                                                                                                            Nulis – nulis – nulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar