Kamis, 31 Januari 2013
BY THE WAY: BUDAYA
BY
THE WAY: BUDAYA
Udah terlalu Banyak
orang yang bilang kalau Budaya adalah Cipta, Karya, dan Karsa manusia atau
bangsa. Gue gak menyalahkan definisi tersebut dan juga gak membenarkan definisi
tersebut, Cuma Gue sempat ngebayangin,, kalau Budaya didefinisikan sebagaimana
tadi, maka seolah – olah manusia mampu menciptakan ilmu dengan sendirinya tanpa
campur tangan-NYA, lha wong Budaya didefinisikan sebagai proses – hasil
Independent seorang manusia, maka secara tidak langsung manusia itu sendiri tidak
perlu sedikitpun memakai atau memanfaatkan ilmu-NYA yang sudah tersebar dan
menjadi berbagai rupa dalam memenuhi keperluan hidup manusia itu sendiri (berupa
tanaman, hewan, tanah, dlsb). Kita semua paham lah kalau DIA itu MAHA Mengilmu,
artinya tidak ada sesuatu bahkan hal terkecilpun yang tidak luput dari
Ilmu-NYA. Artinya, jika manusia mau memiliki kehidupan Hasanah tentunya gerak
hidup manusianya pun tidak boleh terlepas dari ilmu-NYA.
Didunia ini, Budaya yang
beredar adalah Budaya yang bisa kita bagi menjadi dua, yakni Budaya yang Haq
(benar) dan Budaya yang Bathil (salah). Bayangin, Kalau seandainya Budaya
didefinisikan sebagaimana yang tadi, maka Rusak dan Jelek – Buruknya suatu
Budaya yang sudah ada sejak lama dan masih bertahan hingga sekarang, walaupun
tidak sejalan dengan mau-NYA maka Budaya
tersebut tetap dianggap “halal” untuk
dipertahankan atau dilestarikan, tidak diperbaiki, itu artinya Budaya jauh
lebih penting untuk diperhatikan, dibela, dikembangkan dan dilestarikan
dibandingkan dengan ajaran-NYA. Kayaknya, udah merasa sakti nih manusia ? J
Kita semua dah paham
kalau harta merupakan titipan-NYA, prestasi, jabatan atau gelar, kendaraan yang
kita pakai, tanah yang kita pijak, air yang kita minum, udara yang kita hirup,
kekayaan alam, kelebihan jasmani kita juga merupakan titipan-NYA, bahkan
pengalaman dan ilmu yang sudah kita
peroleh pun merupakan titipan-NYA, artinya disini manusia tidak berhak merasa
memiliki apapun termasuk hal paling kecil, lha wong manusia sendiri gak bisa
cipta apa – apa. Begitu juga dengan budaya, budaya pun merupakan titipan-NYA,
budaya bukan milik seseorang atau seuatu bangsa tertentu, budaya itu milik-NYA
dan untuk manusia didunia.
Sebaik – baik Budaya
adalah budaya menurut-NYA (pahami Pancasila Sila Pertama). Sebenarnya, definisi
yang tepat untuk sebuah Budaya adalah Perwujudan dari ilmu-NYA sebagai
tatanan hidup. Gue yakin, kalau definisi ini dipahami secara Objektif –
ilmiah, tanpa subjektivisme, tentunya gak ada yang namanya perang urat untuk
memperebutkan hak paten suatu budaya antar negara.
Seingat Gue, selama
Budaya tidak berada dalam pangkuan ilmu-NYA, pasti Budaya itu akan hilang
sendiri secara perlahan bahkan punah. Kalau mau bukti liat aja deh di berita –
berita yang ngeliput budaya yang udah punah atau sedang terancam punah,
lebihnya lagi, Budaya sekarang bisa jadi barang rebutan untuk sebuah
kepentingan suatu Negara. Itulah efek sampingnya jika Budaya didefinisikan
sebagai Cipta, Karya dan Karsa manusia atau warisan suatu Bangsa tertentu,
seolah kelebihan dan keunikan hanyalah milik Bangsa tertentu, tidak milik dunia
dan generasi berikutnya, padahal segala kelebihan dan keunikan Bangsa ini merupakan
titipan-NYA yang memang harus di jaga secara BIJAK sebijak – bijaknya.
Ini memang masalah
definisi atau barangkali menurut Loe sendiri gak terlalu penting untuk ngebahas
sesuatu yang itu Cuma definisi, yang penting aplikasi nya, itu gak masalah bagi
Gue kalau itu yang Loe mau, dan Socrates pernah bilang “Awal sebuah kearifan adalah pendefnisian” dan sebaik – baik
definisi adalah definisi menurut-NYA, karna yang mencipta atau yang membuat suatu
Istilah (bahasa) hanyalah DIA saja, bukan manusia. Sampai disini jelas kan ? J
Terimakasih By
The Way: Budaya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sipz Deh !!
BalasHapus