Social Icons

a

Senin, 25 Februari 2013

Sketsa Pustakawan


SKETSA PUSTAKAWAN

Selama ini saya optimis dan yakin, menganggap Profesi dan Fungsi Pustakawan sebenarnya tidaklah kalah dengan mereka – mereka yang sudah menjadi Negarawan, Budayawan, Jutawan, Ilmuwan, Agamawan,  dan berbagai Profesi – Fungsi bergengsi lainnya, kalau ditanya sebab ke-optimisan dan keyakinan saya ini, maka jawabannya mungkin tidak terlalu dikenal oleh massal, karena bagi saya pribadi ––– seorang  Pustakawan adalah seorang Inspirator ke-Ilmuan Sosial ––– juga tidak bermaksud saya berlebihan jika seorang Pustakawan dapat diibaratkan sebagai Pintunya Ilmu – Pengetahuan, dia juga menjadi titik tengah dalam menumpu literatur informasi yang ada, ibarat sebuah neraca maka dialah juga yang akan menjadi tubuh  keadilan – ketegasan – dan keobjektifan tentang mana – mana informasi yang relevan dengan kebutuhan vital sosial, oleh karnanya lah hakikat tugas seorang Pustakawan itu sendiri sederhana namun juga mengandung unsur Nilai ke-Agungan peran, yakni Menginspirasi Kehidupan Sosial Untuk Kembali Ber-Ilmu menurut aturan-NYA.

Kita tidak lupa dengan rumus aksioma, dimana input menentukan output, ilmu menentukan tindakan, informasi menentukan hidup dan geraknya kehidupan, jadi dapat kita tarik benang merahnya bahwa Ketika Pustakawan mampu ––– terbukti secara kuat dalam Menginspirasi Kehidupan Sosial Untuk Dapat Kembali Ber-Ilmu maka “Output” nya pun akan Luar biasa hebatnya, bahkan tidak kalah dengan batalion Tentara Perang tekuat dan terhebat yang pernah ada sebelumnya, untuk itulah, kita harus menyadari secara utuh, bahwa salah satu Aktor Besar bagi Pencerdasan Kehidupan Bangsa ini adalah Pustakawan, sayangnya, mayoritas dari Pustakawan yang saya lihat/tahu, mereka terlalu sungkan untuk bersatu, terlalu lama berdiam dikandang pemikiran dan ide masing – masing, seolah potensi dari masing – masing mereka tidak terakumulasi secara maksimal, mereka tidak melihat bahwa sebenarnya terdapat lapangan luas nan hijau, dimana dilapangan itu mereka semua dapat bekerja bersama – sama, kemudian merakit kerja – kerja kecil tersebut secara berkesinambungan ––– menjadikannya sebuah Perbukitan Karya Monumental –––  memahatnya menjadi satu Istana Besar nan Megah bagi Bangsa dan Negara ini, dan Istana itulah yang kelak akan mereka namakan sebagai Masyarakat Madani.

Tentunya bukan menjadi hal yang rumit atau aneh bagi seorang Pustakawan jika ia bersungguh – sungguh mau merevolusi dirinya sendiri, sehingga ia menjadi Frofesi yang Unik, yang berbeda dari yang lainnya, yang berani meninggalkan cara juang Konvensionalnya, yang percaya diri akan fungsi sosialnya dalam melihat apa yang tidak dilihat oleh orang umumnya, dalam mendengar apa yang tidak didengar oleh orang umumnya, dalam merasa apa yang tidak dirasa oleh orang umumnya, dalam memiikir apa yang tidak dipikirkan oleh orang umumnya, dalam mengerjakan apa yang tidak dikerjakan oleh orang umumnya, singkatnya, Pustakawan harus Stand Alone, harus berani “menyendiri” agar BERBEDA dari yang lainnya, agar Pustakawan memahami cara berpikir “orang lain” tersebut tetapi “orang lain” tersebut tidak memahami cara berpikir Pustakawan, agar sejarah Pustakawan itu sendiri ditentukan oleh dirinya sendiri ––– bukan ditentukan oleh “orang lain”. Dia juga harus berani dan bijak dalam memandang segala sesuatunya dengan cara terbalik – tidak kaku – tidak ortodoks, dia harus menjadi bunglon keilmuan dan kebudayaan bagi lingkungannya, dia harus memiliki pemahaman yang meghujam kuat kedalam jiwanya dalam memahami akar dan sejarah permasalahan Bangsanya, kinerjanya harus senasab dengan aturan-NYA melalui peneropongan strategi juang para utusan-NYA terdahulu, dan pabila dia membuat atau ikut bergabung kesebuah organisasi maka misnya adalah menjadikan Organisasi tersebut sebagai sarana Kafilah Perubahan Hakiki bagi Bangsa ini. Mungkin ini terlalu manis atau terlalu kasar untuk ditelan hingga sampai kelambung perjuangan, namun inilah pajak bagi seorang Pustakawan ketika ia sadar  sesadar- sadarnya, bahwa yang berada dalam genggaman “tangannya” adalah  INFORMASI, dan sarana besar yang saat ini menentukan pertumbuhan atau keruntuhan sebuah bangsa adalah Informasi, dan sebaik – baik informasi adalah informasi yang “digenggam” oleh Sang ahli nan bijak, Pustakawan, Insyaallah.

Saya yakin, kebanyakan Pustakawan sadar secara penuh untuk tidak segera berpuas diri, kalaulah darah, keringat dan air mata yang mereka tumpahkan sejauh ini – bagi Bangsa ini belum atau tidak lebih dari setetes, terlalu banyak dan rumit permasalahan Bangsa – Dunia ini untuk dihadapi seorang Pustakawan, untuk itulah seorang Pustakawan juga harus sadar bahwa mereka tidak dapat berjuang sendiri dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, mereka harus sadar disamping mereka bekerja ternyata ada juga yang bekerja disamping mereka, di Ilmu Perpustakaan dan Informasi banyak Inspirator Kecerdasan sosial, tetapi di Disiplin Ilmu lainnya pun juga banyak Inspirator Kecerdasan sosial.

Bangkitlah Pustakwanku !!
Harapan-mu dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa ini tentulah masih ada,

Terimakasih                                                                                                                          Sketsa Pustakawan
Baca SelengkapnyaSketsa Pustakawan

Minggu, 24 Februari 2013

Episode Uang


EPISODE UANG

Kali ini, Insyaallah kita akan sedikit membicarakan soal uang atau harta se-sederhana dan se-efektif mungkin, kenapa pembahasan ini muncul ? dua dari sekian banyaknya jawaban adalah A). Uang yang hanya setipis kertas terbukti telah ampuh menghancurkan mayoritas sisi ke-Ruhanian manusia itu sendiri dan yang B). Daya kendali kita atas uang/harta tersebut sangat minim, sehingga terbentuk lah manusia yang menjadi budak bagi uang atau kekayaannya sendiri, sampai - sampai Image kita terhadap uang sekarang ini adalah suatu barang yang lebih layak dijauhkan atau sederhananya bisa dislogan-kan dengan slogan “Islam Yes Money No”. Untuk itulah, ada Sembilan sumber Inspirasi yang selayaknya kita ketahui bersama guna memperteduh dan memaksimalkan mind-set keuangan kita, diantaranya :

1.     1).  JANGANLAH kamu terpesona oleh harta....” (Q,S at-Taubah[9]: 55) à kalau diartikan secara terbalik – deskriptif, maka tegas-NYA pada kita adalah : ”Berhartalah namun jangan sampai kamu terpesona....

2.      2). “Sebaik – baik uang/harta itu adalah uang yang dikelola oleh orang – orang yang berpandangan dan bersikap hidup menurut aturan-NYA (Iman Haq).” (Muhammad SAW) à ini menyiratkan pada kita semua, ketika Kekayaan dipegang oleh orang – orang yang rusak imannya, maka distribusi ke-uang-an tersebut tidaklah berkah bahkan merusak tatanan hidup (judi, korupsi, buat diskotik, ngundang dangdut gak karuan, dlsb), namun ketika Kekayaan itu dipegang oleh orang – orang yang benar imannya, tentulah distribusi ke-uangan nya pun akan bijak, entah dibuat pendidikan gratis + berkualitas, perbaikan infrastruktur, meminimalisir biaya pengobatan yang mahal, dlsb

3.     3) Suatu hari Ali r.a bertanya pada muridnya:
"Kalau di tangan saya ada uang sepuluh dirham, lalu saya sedekahkan tiga dirham, berapa sisa uang saya?" Muridnya menjawab, "Masih tujuh dirham". "Salah...." sahut Ali. "Yang benar uang saya masih tiga dirham, karena apa yang saya sedekahkan itulah yang sudah pasti tercatat sebagai amal Shaleh, sedangkan selebihnya belum pasti." -> apa yang kita miliki adalah apa yang sudah kita belanjakan di jalan kebaikan, bukannya apa yang masih kita simpan. (Psikologi Kematian; Komarudin Hidayat hlm 95). à artinya, dikatakan uang atau harta bukanlah sesuatu yang kita dapatkan lalu masih kita simpan semi kepentingan pribadi, tetapi dikatakan uang ketika uang tersebut sudah didistribusikan ke jalan-NYA, entah melalui zakat, atau pembiyayaan atas Dakwah Islam, atau diserahkan kelembaga Zakat profesional lainnya.

4.     4) Rabbi,, izinkanlah dunia berada dalam genggaman tanganku dan akhirat berada dalam genggaman hatiku.” (Abbas al-Aqqad: Kecerdasan Abu Bakr r.a)

5.      5). Suatu saat Abdullah Ibnul Mubarak, maha guru ahli zuhud, ulama dan perawi hadits yang tsiqah, jago panah dan petarung sejati, ditanya tentang mengapa beliau masih berbisnis. Beliau yang terlibat dalam sebagian besar pertempuran dimasa hidupnya, menulis beberapa buku  monumental seperti Al-Zuhd, memang dikenal sebagai seorang pebisnis yang sukses. Namun beliau hanya menjawab dengan enteng, “aku berbisnis untuk MENJAGA KEHORMATAN Ulama agar mereka tidak terbeli oleh para penguasa.” ( Anis Matta: Mencari Pahlawan Indonesia; Bisnis Kehormatan hlm 183)

6.      6). Imam Ghazali mengatakan : “Zuhud adalah orang yang punya dunia lalu meninggalkannya secara sadar, sementara Orang Miskin itu adalah orang yang ditinggalkan dunia.” (Endy J.Kurniawan: Think Dinar hlm 6). Rasulullah SAW dan Para Sahabat adalah orang yang Zuhud yang telah menaklukkan dunia kemudian menjadikannya Instrumen penegakan Dinul Islam, mereka tidak miskin, mereka tidak kalah dengan dunia.

7.      7). Dalam Film yang berjudul Sang Pencerah, KH Ahmad Dahlan yang terkenal sukses dalam membina keimanan umat juga terkenal sukses dalam hal berdagang, ini menyiratkan bagi kita bahwa Bisnis yang Beliau kerjakan tidak mengganggu jatah Beliau dalam berdakwah dan shalat lima waktu, tidak mengganggu kelembutan dan kepekaan pandangan dan sikap hidup Beliau terhadap sesama, justru dengan ber-Bisnis itulah Beliau semakin mendapatkan jatah berdakwah dan berkasih sayang dengan kehidupan orang – orang miskin sekitar, mengurangi pengangguran, membuat rumah pengobatan murah atau gratis, membuat lembaga pendidikan gratis namun juga berkualitas, bahkan juga berupa sokongan dana politik pada waktu itu. Beliau juga selalu ingat dengan betul akan pesan Nabi SAW: “Sebaik – baik kamu adalah orang yang paling bermanfaat bagi alam lingkungannya.” (HR. Muslim).

8.      8). Dalam ceramah jaulahnya ke Riau, Ust Anis Matta berbagi pengalaman, beliau mengatakan: “Saya (Anis Matta)  hadir  pada  suatu  waktu  di  sidang Ikatan anggota Parlemen Negara-Negara OKI. Setiap kali ada waktu bertanya yang paling pertama diberi kesempatan bertanya itu utusan dari Arab Saudi, sedangkan utusan dari Negara miskin seperti Maroko atau Tunisia biasanya tidak dapat giliran, kalau bukan sendiri yang angkat tangan. Masalah harta ternyata juga berpengaruh pada hal- hal seperti itu.”

9.      9). Kalau kontribusi finansial kita dalam keluarga itu tidak banyak dan bila kita satu-satunya Da’i dalam keluarga, otomatis dakwah kita juga kurang didengar oleh keluarga. Karena disamping ingin mendengarkan nasihat yang baik orang juga ingin mendapatkan uang yang banyak.

110). Hilangkan Prinsip lama yang berbunyi “Biar Miskin tapi Bahagia”, ganti dengan Biar Kaya Tapi Berbahagia dan Jauh Lebih Berguna Bagi sesama.

Kepada Sobat Wake Up yang saya kagumi,,“Seorang pemuda/i sejati mungkin sanggup hidup susah.Tapi apa ia rela memberikan hidup yang susah seperti itu kepada keluarganya? Tentu tidak. Dan ingat, cara sederhana dan terdekat kita dalam menuntaskan kemiskinan di Negeri ini adalah dengan memastikan pada diri sendiri kalau kita tidak miskin”( Ippho Santosa). Mungkin terasa sulit bagi kita untuk tetap seimbang dalam hal keuangan ini, antara bisnis dan agama, antara kesibukan dan perhatian, antara yang telah didapatkan dan yang telah disumbangkan, namun inilah yang DIA inginkan kita terhadap ke-uang-an, agar keuangan berfungsi sebagaimana fungsi hakikatnya.


Terimakasih                                                                                                                              Episode Uang
Baca SelengkapnyaEpisode Uang

Rabu, 20 Februari 2013

Simpatiku Untuk Sobat Muda HTI


SIMPATIKU UNTUK SOBAT MUDA HTI


Bismillah,,                                                                                                                                          Dengan Sifat-NYA yang Mahaluas dan Kekal Belas Kasih-NYA kepada orang – orang Mukmin, serta sifat-NYA yang Maha Penyayang kepada semua makhluk-NYA,,

Untuk itulah                                                                                                                                             ana persembahkan pada antum sebuah salam kesejahteraan Islam, sebuah salam kerahmatan bagi para kita semua, sebuah salam yang PASTINYA akan membawa keberkahan bagi persatuan keimanan kita semua, yakni: Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Mudah – mudahan,, kita semua yang disini takbosan untuk selalu bersenandung harap atas kehidupan yang telah dicontohkan oleh Rasul-NYA dan para pendukung sejatinya terdahulu, yakni Islam sebagai satu – satunya tatanan hidup yang mengajarkan pada kita semua untuk dapat saling memahami, mencintai, memaklumi, mensejahterakan dan memakmurkan menurut-NYA.

Kepada Sahabat/i HTI-ku yang diRahmati Allah SWT,,                                                                          Satu hal yang tak sabar ana ucapkan ke antum adalah bahwa ana sangat mencintai antum, sebagaimana di abad ke-6 M, Rasulullah SAW pernah dan dengan penuh ketegasan merekomendasikan pada kita semua dalam Hadit’s nya : “Perumpamaan kehidupan mukmin, satu terhadap lainnya, di dalam hal kasih dan sayang, seperti satu tubuh, yang bila satu saja merasa meriang dan merinding, niscaya seluruh tubuhnya sama merasa” (HR. Muslim).

Duhai Sahabat/i HTI-ku tercinta,,                                                                                                 Merupakan sebuah kebahagiaan bagi ana sekiranya ana bisa lebih mengenal – memahami dan mencintai antum melalui karya tulis ini, karna dengan begini lah, Insyaallah, harapan ana agar dapat menjalin tali silaturahim dengan antum tercapai sebagaimana mestinya, yakni sebuah ikatan ke-ilmuan yang saling membangun, sebuah ikatan emosional perjuangan yang kuat, sebuah ikatan kecintaan yang sulit terputus, sebuah ikatan rindu yang selalu mengepakkan sayap – sayap perjuangannya.

Saat ana merangkai teks – teks ini, sejenak ana melihat tayangan Naruto The Movie, dan dari Film tersebutlah ana mendapat berbagai Inspirasi yang Insyaallah baik bagi kematangan pribadi syiar kita semua, diantaranya : 1). Jauh lebih mudah meruntuhkan sejarah kejayaan generasi terdahulu dibandingkan dengan melanjutkan dan mengembangkannya dimasa sekarang bagi masa depan 2). Terkadang, apa – apa yang dianggap benar selama ini ternyata hanyalah sesuatu yang mengelabu dan tidak membuat kita semakin dewasa, sedangkan apa – apa yang dianggap salah/keliru ternyata sesuatu yang jusru membuka cakrawala kedewasaan juang kita 3). Ketika Naruto merasakan sebuah kebenaran dalam dirinya,, emosinya sangatlah bersemangat namun juga tetap stabil, keberaniannya tidak berlebihan dalam menyampaikan kebenaran tersebut, sehingga kemungkinan kecil baginya tidak menyakiti hati sang pendengar, dan ketika naruto merasa bahwa ia salah, dia juga tidak terlalu merasa bersalah sehingga dia tidak terlalu menyalahkan dirinya sendiri – menyesal berkepanjangan, dari sini lah, naruto menginspirasi kita untuk berusaha sekeras mungkin bersikap “tengah”, tidak “min” atau tidak “plus” akan tetapi “nol”, karna dengan “nol” lah kita menjadi “tak terbatas” – tidak terbelenggu oleh sekat – sekat pemikiran yang sempit – subjektif. Terakhir, point yang ke-4). Insyaallah, point ini yang lebih pas buat bahan renungan – optimis kita, Tarik nafas dalam – dalam yah !!, simak dengan seksama atau kalau perlu di Plototin, siap ? ini dia yang ana ingin sampaikan, “BERSATU ITU BUKAN HAL YANG MUSTAHIL”, meski caci – maki, perbedaan dan perpecahan seolah nampak tak mungkin terobati., meski kesadaran untuk saling memahami dan bersatu dalam juang seolah semakin gelap gulita. Ingat akan Sunatullah, semakin gelap permukaan dan langit bumi ini, justru akan semakin lekas lah cahaya-NYA terbit dari belahan bumi tergelap sekalipun. Ini bukanlah sesuatu yang kita tunggu layaknya keberuntungan yang akan datang dari Dewi Fortuna, tetapi ini adalah sesuatu yang kita sendiri berusaha memetiknya, “...Sesungguhnya Allah tidak merevolusi keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merevolusi keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (Q.S Ar-Ra’d: 11)

Duhai Sahabat/i HTI-ku tersayang,,                                                                                                         ana sangat lah tersanjung bahkan tersedu – sedan ketika menghayati segala akhlak Rasulullah SAW dalam mencintai seluruh manusia didunia ini (tidak hanya sesama Muslim), bahkan dengan orang yang ingin membunuhnya sekalipun Rasulullah SAW memberikan senyuman dan sapaan terindah – terbaik yang Beliau SAW miliki, sampai – sampai seorang tokoh besar “NON” terkesima dan dengan sukacita memuji akhlak Beliau SAW,  siapakah dia ? dia adalah George Bernard Shaw (1856 – 1950), pujangga dan ahli sosialisme di Inggris. Inilah yang dia katakan: “Seperti Napoleon, sayapun lebih suka akan ajaran Muhammad. Saya yakin bahwa seluruh imperium Inggris akan berakhir abad ini. Pribadi Muhammad SANGAT AGUNG. Saya kagumi dia dan saya menganut Muhammad dalam pandangan hidupnya. Selain saya menjunjung Agama yang dibawa Muhammad SAW setinggi – tingginya karena gaya hidup yang mengagungkan dari Agama (Islam) itu.(Hj. Irene Handoyo : Islam Dihujat; Edisi Revisi ; hlm 327, April 2004). Bahkan dalam riwayat lain George Bernard Shaw pernah berkata: “Alangkah butuhnya dunia ini oleh seorang Muhammad,  yang dapat menyelesaikan seluruh permasalahan hanya dengan duduk sambil meminum kopi.”

Duhai Sahabat/i HTI-ku terkasih,,                                                                                                          yang justru membuat hati ana teduh dan berbaik sangka terhadap kalian selama ini adalah ketika ana memberi pemahaman yang baru pada diri ana sendiri, yakni sebuah “kepanjangan baru” untuk sebuah lembaga sebesar HTI, dimana “H” berarti  Hamparan, “T” berarti Tauladan dan “I” berarti Insani, jadi, HTI adalah sebuah Hamparan Insani yang Memberikan Teladan terdepan dalam mengayomi Iman Umat Manusia, sekalipun HTI bukalah manusia tanpa kesalahan, namun dari sisinilah ana sangat yakin, sahabat/i HTI memiliki semangat dan size kepribadian yang mantap, yang merupakan perwujudan dari Pandangan dan Sikap Hidup Muhammad SAW secara maksimal, dimana masing – masing kader memiliki kapasitas kasih sayang dan toleransi yang cukup tinggi untuk segera di jadikan tauladan umat sekitarnya. Insyaallah, aamiin. And Why no ?, memberi tauladan dalam ke-Ilmuan, memberi tauladan dalam persatuan, memberi tauladan dalam berpikir, memberi tauladan dalam berucap, memberi tauladan dalam bertindak, memberi tauladan dalam mendengar – menaggapi, memberi tauladan dalam memahami kondisi atau keadaan, memberi tauladan dalam mengevaluasi segala gerak syiar - dakwahnya, seolah menjadi satu paket amanah akan “Nama/Sifat” yang disandangnya tersebut. Ana menjadi semakin yakin dan ana juga semakin bersenandung harap pada-NYA, bahwa Sahabat/i HTI diberi kekuatan agar mampu dalam mengeksekusi “Nama/Sifat” tersebut, sehingga menjelma dalam segenap pandangan dan sikap hidup keseharian, sehingga sahabat/i se-Iman lainnya semakin jernih menilai Sahabat/i HTI, sehingga Sahabat/i se-Bangsa lainnya menilai sahabat/i HTI sebagai sahabat Bijak yang turut mempersatukan keaneka – ragaman karakter para Pemuda/i Ibu Pertiwi, yang semakin kehilangan peta hidup dan juangnya. Aamiin

Duhai Sahabat/i HTI yang kukagumi,,                                                                                               yakinlah pada ana, bahwa sampai text ini pun ana masih menjaga hati agar tulisan yang ane buatkan khusus untuk Sahabat/i HTI adalah tulisan yang penuh dengan rasa cinta terdalam ana pada sahabat/i HTI, karna salah satu yang terpatri kuat dalam benak ana adalah sebuah do’a persatuan yang pernah terucap oleh seorang Pujangga Besar India, Muhammad Iqbal, beliau pernah berdo’a, “Rabbi, ajarilah kepada kami untuk dapat kembali saling mencintai, agar – lidi – lidi ini dapat kami rakit menjadi sapu”. Terlebih, ana gak mau dinilai-NYA sebagai hamba yang lebih mudah membenci daripada menyayangi. Selain itu, ana juga merasa malu sebagai umat Rasulullah SAW, apabila dalam urusan dasar muamalah seorang Umat akhir zaman ini, saling mencintai, tidak ana maksimalkan sebaik mungkin, tidak ana kapitalisasi secara bijak menurut mau-NYA, karna ciri Umat Beliau SAW adalah keras “diluar” namun lunak “didalam”.

Mungkin Hanya ini yang dapat ana share ke Sahabat/i HTI,,
Dan sekiranya ana tidak merasakan kekurangan atau kesalahan atas tulisan ini, ana berharap antum yang membaca dapat memberitahu atau menutupinya sebaik mungkin. Terus terang, ana tersenyum dan merasa bahagia saat menyelesaikan tulisan ini, Insyaallah, tulisan ini menjadi saksi bagi ana diakhirat kelak bahwa ana termasuk Hamba-NYA yang telah mencoba mengamalkan Q.S al-Hujurat: 13 atau sejenisnya. aamiin

Syukran,
Wassalamu’alaykum Wr Wb,



                                                                                                                        Terimakasih



--- Budi Raharjo (HTI Lover's) ------
Baca SelengkapnyaSimpatiku Untuk Sobat Muda HTI

Selasa, 19 Februari 2013

Simpatiku Untuk Sobat Muda PKS


SIMPATIKU UNTUK SOBAT MUDA PKS

Bismillah,                                                                                                                           Mudah – mudahan,, kehidupan Iman kita menjadi bermakna dengan-NYA, melalui satu Ilmu yang telah DIA ajarkan pada manusia (al-Qur’an menurut Sunnah Muhammad SAW)  lagi memberi kepastian hidup atas pilihan masing – masing.

Assalamu’alaykum Wr Wb,                                                                                         Semoga,, Islam sebagai satu – satunya tatanan hidup menjadi isi jiwamu, yakni ajaran yang saling mensejahterakan dan memakmurkan menurut aturan-NYA.

Ikhwah Fillah,                                                                                                                               Sejujurnya, kalaulah antum bertanya pada ana tentang alasan konkrit ana menulis ini ?, maka ana tentunya akan termenung, karna memang tak ada jawaban yang terlalu spesifik untuk menjelaskannya kepada antum yang membaca. Akan tetapi, Insyaallah, ini merupakan sebuah isyarat hati dan akal sehat ana dalam melihat fenomena secara terbalik, dimana kondisi mayoritas kader Muda PKS saat ini sudah  hampir mendekati jurang stagnasi pandangan dan sikap hidup (keimanan), atau bisa jadi sudah terjun bebas kedalam jurang yang jauh lebih kelam dan dalam dari jurang tadi, yakni kemunduran.

Ikhwan Fillah,                                                                                                                                Beberapa menit sebelum menulis ini, ana sejenak melihat Naruto The Movie, dan beberapa yang dapat ana pandang dan sikapi dari Film tersebut, diantaranya adalah : 1) Anak Muda lah yang menjadi Konten seluruh Perjuangan dan Penyelesaian masalahnya 2) Sebuah prinsip seorang Shinobi (Ninja), yakni “orang yang tidak patuh terhadap aturan ninja adalah sampah, tetapi, orang yang rela meninggalkan teman seperjuangannya adalah orang yang lebih hina daripada sampah”, 3) Naruto beserta Rekan ninjanya menjadi Bangga akan Tanah Airnya (Konoha) yang telah mengajarkan kepada mereka untuk saling berkorban demi sahabat seperjuangannya, tak peduli walau harus mengorbankan nyawanya sekalipun, bahkan kekompakan tempur mereka tersebut terjadi ditengah kemampuan skill dan pemikiran juang yang berbeda – beda, 4) Ini yang terpenting bagi ana UNTUK DIBAHAS disini dan untuk kita semua, yakni, TIDAK PENTING SIAPA dan SEPERTI APA HOKAGENYA (Presidennya), tetapi SEPERTI APA dan SIAPA SAJA ANAK MUDANYA ?, karna hidup dan matinya Desa atau Organisasi tersebut bukanlah ditentukan oleh Satu Orang Hokagenya (Presiden), tetapi ditentukan Oleh Para Anak Mudanya, Para Anak Muda yang pertanda atau telah terbukti kuat melampaui kemampuan para pendahulunya dalam menjawab berbagai macam persoalan sekarang dan yang akan datang. Mereka, Para Shinobi (pejuang) Muda tidak nyaman atau terlena oleh Prestasi dan Karya dari Hokagenya (Presiden) dimasa lalu, mereka justru sibuk – sesibuknya mempertanyakan pada dirinya sendiri, tentang Amalan Unggulan atau Karya terbesar dalam hidup mereka ? Yang akan mereka persembahkan bagi Adik – adik angkatan mereka kelak, bahkan umat dan kemanusiaan secara umumnya ?.

Ikhwah Fillah,                                                                                                                          Alhamdulillah, berkat Rahmat-NYA lah Presiden PKS tercinta kita saat ini seorang Anis Matta, seorang dengan sorotan tajam matanya mampu membelah kerasnya permasalahan Partai, seorang yang dengan lidah tajamnya mampu menusuk  jantung permasalahan Luar Partainya, seorang dengan suara lantangnya mampu membangunkan umat dari tidurnya.

Ikhwah Fillah,                                                                                                                            Alhamdulillah juga, berkat Rahmat-NYA lah Kader Muda PKS saat ini adalah “KITA”, KITA yang belum tentu lebih Militan dibandingkan Presiden PKS ketika masih ber-posisi seperti kita sekarang, KITA yang belum tentu lebih High Capacity dibandingkan Presiden PKS ketika masih ber-posisi seperti kita sekarang, dan KITA yang belum tentu juga memiliki High Contribution dibandingkan Presiden PKS ketika masih ber-posisi seperti kita sekarang. Kita semua pasti ingat akan sebuah pesan seorang pepatah politik : “Jika kamu ingin melihat masa depan sebuah Partai, maka tengoklah dengan seksama seperti apa kader mudanya saat ini, karna masa depan yang cerah dan hangat bagi sebuah Partai, terletak pada hari sekarang. Dan hari sekarang itulah adalah dirimu, wahai Pemuda/i”.

Ikhwah Fillah,                                                                                                                                    Sempat terpikir, kalaulah Pemuda sekaliber Ust Anis Matta kini telah diamanahkan menjadi Seorang Presiden Partai tercinta kita, maka tidaklah menutup kemungkinan bagi kita semua untuk mencoba memberanikan diri dalam pengimajinasian terbalik, bahwa ini pertanda “Pusaka Muda” terhebat yang dimiliki oleh PKS kini seolah sudah terpakai, seolah sudah terlepas dari “Sarung Pusakanya”, seolah sudah tidak ada lagi Pusaka Muda yang dapat menandingi ”Ketajaman, Kekuatan dan Kesaktiannya”.

Ikhwah Fillah,                                                                                                                         Dalam Kunjungan Konsolidasi DPP PKS ke Yogyakarta pada 2013-02-18 lalu, ketika gemuruh sambut kedatangan Ust Anis Matta dan Takbir yang menghampar tatkala Beliau sedang berpidato, justru ketika itu pula ana merasa sesuatu yang mungkin tidak terlihat dan terdengar oleh mayoritas Saudara/i hadirin, ana merasa menjadi penyimak “yang lain” saat itu, seolah langkah kaki Beliau saat menaiki panggung bertanya ? langkah kaki siapakah yang akan menggantikan Beliau seperti ini nantinya ?, ketika beliau mulai bersuara, seolah suara itu juga bertanya ? suara siapakah yang akan menggantikan Beliau seperti ini nantinya ?, bahkan ketika Beliau menatap para hadirin, seolah tatapannya ikut bertanya, seperti apa dan siapakah yang akan menggantikan tatapan ini nantinya ?.

Ikhwah Fillah,                                                                                                                          Ana sangat yakin, Presiden PKS tercinta kita saat ini, Ust Anis Matta tidak membutuhkan kekaguman kita pada Beliau, Beliau justru sangat membutuhkan Cara Kita dalam Mengambil Pelajaran dari apa – apa yang menjadi Pandangan dan Sikap Beliau sampai saat ini, karna dengan itulah kesadaran terdalam kita sebagai Penerus Beliau akan tumbuh – berbunga, Beliau juga pasti lebih memikirkan nasib ke-Imanan para Kadernya dan juga Nasib Ke-Imanan Para simpatisan yang belum terayomi secara maksimal, Beliau tentunya merasa gagal pabila KITA ternyata tidak lebih Kompak dan Kontributif dibandingkan Angkatan Beliau dulu. Jika Disini kita ingin membuktikan Diri sebagai Kader Sejati, maka hujamkanlah sebuah Sumpah yang DIA pasti Mendengarnya,: “aku harus lebih baik dari mereka yang mendahului, karna dengan beginilah Kami semua tidak hanya dapat bertahan hidup, tetapi juga memberi kan hidup bagi kehidupan lainnya. Insyaallah”.

Ikhwah Fillah,                                                                                                                       Tidak ada yang mengetahui Batasan waktu Kontribusi Beliau Di Dunia ini, karna ini sebuah misteri-NYA yang justru akan menjadi sahabat terdekat dalam Hidup – Gerak kita AGAR nantinya kita tidak terlalu shock tatkala Allah SWT memberi keputusan yang mungkin akan membuat kita semua sedih berkepanjangan karnanya, AGAR kita hidup sebagai pribadi yang secara serius dan berkesinambungan  dalam mengkapitalisasi seluruh potensi yang ada, AGAR kita terus – menerus melakukan kerja – kerja kecil secara diam-diam kemudian merakit kerja-kerja kecil tersebut menjadi sebuah bukit – bukit kepandaian, kecerdasan, kedewasaan, dan kebijaksanaan bagi Bangsa dan Dunia ini. Wallahu’alam,,

Ikhwah Fillah,
Memang benar Dalam Pidato Ust Anis Matta ketika konsolidasi di Yogya mengatakan kita tidak boleh menghilangkan kegembiraan didepan “musuh” kita, untuk itu, perlu juga bagi kita dalam menyeimbangkan hal ini dengan sebuah pesan mendalam, sebagaimana yang pernah Umar r.a tegaskan pada dirinya sendiri tatkala Beliau r.a hidup, “sekiranya kaki kananku sudah melewati pintu masuk surga, sementara kaki kiriku belum melewati pintu masuk surga, maka kecemasanku akan murka-NYA belumlah hilang sedikitpun.” (al-Aqqad dalam Kecerdasan Umar)

Siapkah Kita Menjadi Generasi yang Lebih Hebat dari mereka ?
Yakin dan seberapa yakinkah Kita dapat melakukannya ?

Rabbi,,
Sekiranya gerak – hidup ini (Kemenangan Politik, dan Ekspansi Sosial – Kemasyarakatan) membawa kami pada kedekatan Ridha-Mu, maka izinkanlah gerak – hidup ini tetap ada dan melekat pada kami, namun sekiranya gerak – hidup ini tidak membawa kami pada kedekatan Ridha-MU, sesungguhnya ENGKAU lah satu – satunya Tumpuan Gerak bagi seluruh Kehidupan.
Aamiin,

Alhamdulillah,,
Astaghfirulah,,

Wassalamualaykum Wr Wb,,

Yogyakarta, 19 Februari 2013

       Budi Raharjo            ( PKS Lovers )
Baca SelengkapnyaSimpatiku Untuk Sobat Muda PKS

Sabtu, 16 Februari 2013

Senarai Cinta


SENARAI CINTA-NYA


Bahkan Ksatria Tangguh tak mampu menangkisnya

Bahkan Kekuasaan tak mampu menguasainya

Bahkan Keelokan Rupa tak mampu merayunya

Bahkan Kekayaan tak mampu membelinya

Bahkan Teknologi tak mampu melampauinya

Bahkan Dokter tak mampu mengobatinya

Bahkan Jari tak mampu memetiknya

Bahkan Kaki tak mampu mengejarnya

Bahkan Api tak mampu menandingi panasnya

Bahkan Tali tak mampu menandingi ikatannya

Bahkan Baja tak mampu menandingi kerasnya

Bahkan Debu tak mampu menandingi jumlahnya

Bahkan Salju tak mampu menandingi dinginnya

Bahkan pelangi tak mampu menandingi korelasi warnanya

Bahkan Mata Air tak mampu menandingi kejernihannya

Bahkan Sutera tak mampu menandingi kehalusannya

Bahkan Madu tak mampu menandingi kemanisannya

Bahkan Topan tak mampu menandingi hembusannya

Bahkan Kilat tak mampu menandingi kecepatannya

Bahkan Matahari tak mampu menandingi sinar paginya

Bahkan Bulan tak mampu menandingi sinar malamnya

Bahkan Bintang tak mampu menandingi kemerlapnya

Bahkan Gunung tak mampu menandingi kekokohannya

Bahkan Mercusuar tak mampu menandingi ketinggiannya

Bahkan Awan tak mampu menandingi ketenangannya

Bahkan Embun tak mampu menandingi kesegarannya

Bahkan Bunga tak mampu menandingi mekarnya

Bahkan Farfum tak mampu menandingi keharumannya

Bahkan Samudra tak mampu menandingi kedalamannya

Bahkan Gurun tak mampu menandingi gemuruhnya

Bahkan Pantai tak mampu menandingi tepiannya

Bahkan Mata tak mampu menandingi pengelihatannya

Bahkan Telinga tak mampu menandingi pendengarannya

Bahkan Hidung tak mampu menandingi penciumannya

Bahkan Mulut tak mampu menandingi lihai tuturnya


Lalu,
 Apakah Itu ?
Apa lagi kalau bukan Cinta-NYA padamu,

Terimakasih                                                                                                                             Senarai Cinta-NYA
Baca SelengkapnyaSenarai Cinta