Rabu, 26 Juni 2013
Lingkaran Setan Wacana - In KKN
Lingkaran
Setan Wacana - Jawapos 15 Agustus 2011
Oleh:
Rhenald Kasali
Di
sebuah pulau terpencil, pada tengah
malam beberapa hari lalu saya menghentikan sebuah obrolan wacana. Tiga hari berkeliling pulau, dengan obrolan
panjang lebar, bertemu banyak orang, bagi saya sudah cukup untuk mengambil
keputusan. Dengan bantuan internet dan media jejaring sosial kita pun punya
kesempatan yang begitu luas untuk melakukan observasi, mendapatkan informasi. Maka bagi saya, dengan pengalaman panjang
turun ke lapangan, dua atau tiga hari berada di lapangan cukup untuk membuat
rencana tindakan.
Namun
apa yang terjadi? Pengalaman saya mengatakan, bangsa ini sangat senang
berwacana. Saat keputusan akan diambil,
sedikit sekali orang yang siap untuk bertindak. Membawa data, menetapkan arah,
memindahkan isi pikiran ke atas selembar kertas, dan membuat diagram besar yang
menuangkan mimpi ke dalam bagan organisasi sulit sekali dilakukan. Dimana-mana di negeri ini saya hanya
menemukan lebih banyak aktivis, penggerak sosial, mahasiswa, ilmuwan, dan
birokrat yang berwacana ketimbang yang bertindak dalam suatu wadah kesatuan.
Berwacana
menghanyutkan karena begitu indah, berputar-putar tanpa resiko, bisa melibatkan
siapa saja yang malas bertindak, bahkan melibatkan banyak orang yang takut
menghadapi realita. Berwacana adalah
berputar-putar, membawa akhir sebagai awal seperti kata Colombus, kita akan
berhenti pada titik dimana kita memulainya.
Bagi saya hal ini sungguh menyakitkan, membuat kita bodoh dan hidup
dalam kemiskinan, gelap.
Bluetooth Wacana
Setiap
kali saya menghadiri acara wedangan, begadangan, dialog, obrolan, diskusi atau
apa saja namanya, sayapun larut dalam suasana yang menyenangkan. Semakin malam, semakin banyak orang yang ikut
datang dan berbicara. Malam semakin
larut dan saya pun memutuskan untuk berhenti, namun saya juga menyesali untuk
meninggalkan tempat karena wacana itu begitu indah. Penuh tawa dan mimpi
indah. Namun, begitu Anda melayaninya,
Anda pun akan tenggelam dalam wacana. Dari hari ke hari yang dibicarakan tetap
sama, tak ada kemajuan, selain kemajuan wacana.
Kemajuan
wacana ditandai dengan informasi-informasi baru, orang baru,
kegamangan-kegamangan baru, keceriaan mentertawakan orang lain, menyalahkan
pihak lain, serta bagaimana cara mengerjai orang-orang yang melakukan
tindakan. Semua dilakukan dengan
harapan-harapan baru, namun sekali lagi, tak seorangpun yang berani mengambil
gunting memutus mata rantai impian yang tidak mengerucut.
Wacana
adalah gelombang magnet yang berputar melingkar tiada henti di atasbrain
memory. Ia berputar dari atas user-user,
melebar dalam lingkaran-lingkaran kecil yang berkembang, meluas dan mengundang
pikiran-pikiran manusia di sekitarnya yang siap menerima. Wacana berkembang dengan bantuan memory
bluetooth, persis seperti yang ada di ponsel Anda. Sekali Anda buka menu connectivity dan
menyalakan bluetooth, maka Anda siap menerima
informasi. Gelombang berputar
sampai Anda mematikannya.
Orang-orang
yang mendapatkan informasi, gambar, cerita, video atau apa saja dari lingkaran
di sekitarnya sudah merasa beruntung, menjadi lebih kaya informasi. Mereka senang karena memiliki informasi yang
dapat dibagikan kepada orang-orang lain, merasa berada dalaminner circle dan
tahu lebih dahulu dari rata-rata orang lain.
Informasi-informasi itu membentuk wacana-wacana baru di dalam keluarga
atau komunitas terdekatnya. Namun bagi
orang yang ingin bertindak, gelombang itu harus diputus karena hanya
menghasilkan manusia wacana yang enggan bertindak.
Bluetooth
yang tidak dipakai harus dimatikan, pada posisi off, dan semua orang harus
diajak masuk pada konsensus tindakan.
Selama tidak dimatikan, manusia tenggelam dalam mimpi, omong kosong,
menghindari resiko. Tanpa disadari,
manusia wacana beresiko tenggelam dalam gosip, kedengkian, dan fitnah. Muaranya jelas: kekalahan dan omdo (omong doang).
Ambil Kertas atau Flipchart
Bagi
saya, pemimpin sebuah gerakan adalah pemimpin yang tidak membiarkan
pengikut-pengikutnya tenggelam dalam wacana.
Ia harus menarik gelombang bluetooth yang berputar-putar ibarat
lingkaran setan itu ke dalam sebuah segitiga tindakan yang mengerucut. Menghentikan
hidup dalam impian kosong menjadi tindakan yang berujung. Tentu saja
mengajak keluar dari wacana membutuhkan
keluwesan. Anda tentu tak ingin
ditinggalkan orang-orang yang Anda cintai.
Anda ingin agar mereka bertindak, bukan meninggalkan impian itu ke dalam
karung sampah.
Maka
kepemimpinan memiliki peran penting.
Kepemimpinan adalah kekuatan pengaruh, menarik gelombang-gelombang itu
ke dalam sebuah tindakan riil. Ambillah
kertas atau bawalah flipchart besar yang dapat dilihat orang-orang yang tengah
bermimpi, bagi mereka ke dalam tugas-tugas spesifik, dan mulailah dari
tindakan-tindakan kecil yang bisa segera menimbulkan hasil. Batasi dalam bingkai waktu dan biaya. Bagi orang ke dalam kelompok-kelompok dan
tetapkan target bersama.
Hanya
dengan cara demikian Anda akan memindahkan gelombang bluetooth wacana ke dalam
gelombang tindakan yang riil. Anda harus
berani membawa mereka ke dalam pengambilan resiko yang riil. Orang-orang yang berwacana cenderung
menghindari resiko dan hanya hidup dalam indahnya perkataan, bukan
tindakan. Namun sekali mereka terlibat
dalam tindakan, mereka akan menjadi riil entrepreneur, risk taker, dan dream maker.
Di
zaman serba cepat, di era serba terbuka, dan di dunia yang kaya pengetahuan
ini, tugas pemimpin adalah memutus gelombang wacana agar negeri ini menjadi
"lebih hidup", bebas dari dengki dan dendam. Saya perlu mengingatkan, ilmuwan pintar
sekalipun banyak sekali yang terlibat dalam gosip dan kebiasaan buruk berwacana
tiada ujung. Mereka mengatakan
pikirannya ilmiah dan data yang diambilnya valid, namun sesungguhnya mereka
banyak mengambil gosip yang didapat dari
wacana ke wacana. Mereka memiliki
grlombang bluetooth yang sama yang dimiliki
orang kebanyakan.
Ilmuwan
sejati bukanlah ilmuwan berwacana, melainkan. Karyanya bukan hanya kertas,
melainkan museum hidup atau patent.
Demikian pulalah aktivis dan pekerja sosial sejati. Hidupnya bukan dari wacana ke wacana,
melainkan walk the talk. Sekecil apapun, sebuah karya riil jauh lebih
bermartabat daripada obrolan di media massa yang terlihat hebat namun tiada
berujung. Matikanlah gelombang bluetooth
Anda sekarang juga, tak usah menunggu setelah hari raya tiba untuk melakukan tindakan nyata.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar